Manado (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menyerahkan bantuan intervensi percepatan penurunan stunting di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
"Pemerintah terus berupaya hadir langsung ke masyarakat yang paling terdampak untuk memastikan bahwa program intervensi gizi berjalan efektif dan tepat sasaran," kata Wamen Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka di Manado, Kamis,
Menurut Wamen, intervensi yang langsung menyasar keluarga risiko stunting sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak.
"Perlu dukungan lintas sektor dan kolaborasi aktif semua pihak agar kita dapat mencapai target penurunan stunting nasional,” katanya.
Saat kunjungan kerja ke Kota Manado, Wamen Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka didampingi Wakil Gubernur Victor Mailangkay, Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Sulut Jeanny Y Winokan serta jajaran terkait lainnya.
Dalam kunjungan yang dilakukan di Kelurahan Paniki Dua, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Wamen dan rombongan menyerahkan paket bantuan nutrisi sebagai bagian dari program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) kepada Keluarga Rivaldo Pandita (pekerjaan buruh) dan Jeniver Astrid Lomboan (ibu rumah tangga), memiliki anak perempuan berusia satu tahun delapan bulan, masuk kategori bayi dua tahun (baduta) dan keluarga desil satu.
Bayi tersebut saat lahir berat badan 3000 gram, berat badan Mei 2025 seberat 9600 gram, dan panjang badan 80 sentimeter, sementara status tempat tinggal menumpang dengan jamban tidak layak.
Pendampingan yang diberikan berupa bantuan makanan matang, protein hewani (telur), dan beras sebagai bagian dari intervensi spesifik percepatan penurunan stunting.
Usai mengunjungi Keluarga Rivaldo Pandita, Wamen berkunjung ke Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tuminting, Kota Manado.
Di sana Wamen mengunjungi Keluarga Harun Usman dan Nurmila Kadir yang memiliki enam anak, Keluarga Alvis Makarilang dan Refi Syukur (satu anak), dan Keluarga Arfan Lagautu dan Nur Fani Kadir (lima anak).
Dari 12 anak di tiga keluarga tersebut, terdapat lima lima anak berada dalam kondisi berisiko tinggi terhadap stunting.
Rumah yang ditempati milik orang tua, dengan atap seng, lantai semen kasar, dan dinding beton, fasilitas sanitasi tidak memadai, dengan jamban leher angsa yang memiliki septik tank penuh dan tidak berfungsi, sehingga aktivitas buang air besar dilakukan dengan menumpang ke rumah tetangga.
Keluarga menggunakan metode KB suntik, dan akses air minum berasal dari air isi ulang. Lokasi rumah berjarak sekitar 1 km dari balai penyuluhan.
Intervensi dari Program GENTING bagi ketiga keluarga tersebut yaitu Makanan matang bergizi, protein hewani (telur), susu formula anak, serta beras.