Manado (ANTARA) - Tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) makin tinggi, hal ini tercermin pada Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan April 2025 berada di atas angka 100.
"NTP petani Sulut pada April 2025 naik 0,50 persen menjadi 126,19 dibandingkan dengan bulan Maret 2025 yang bernilai 125,57," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Aidil Adha, di Manado, Sabtu.
Aidil mengatakan, kenaikan NTP disebabkan Indeks Harga yang diterima Petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,75 persen yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada nilai Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) sebesar 1,25 persen.
NTP secara Year to Date (YTD) atau tahun kalender mengalami kenaikan sebesar 5,60 persen. Searah dengan itu, NTP secara Year on Year (YoY) atau tahun ke tahun juga mengalami kenaikan sebesar 12,08 persen.
Pada bulan April 2025, dua subsektor mengalami kenaikan NTP dan tiga subsektor lainnya mengalami penurunan NTP.
Subsektor yang mengalami kenaikan NTP yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,49 persen dan subsektor Perikanan sebesar 1,16 persen.
Sedangkan subsektor yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor Tanaman Pangan yang turun sebesar 0,07 persen, subsektor Hortikultura yang turun sebesar 0,75 persen dan subsektor Peternakan yang turun sebesar 1,04 persen.
Dia menjelaskan, dari enam provinsi di Pulau Sulawesi, hanya satu provinsi mengalami kenaikan NTP sementara lima Provinsi lainnya mengalami penurunan NTP.
Kenaikan NTP terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,50 persen dan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Barat yang turun sebesar 3,42 persen.
Indeks Konsumsi Rumah Tangga Sulawesi Utara mengalami kenaikan sebesar 1,62 persen.
Kelompok pengeluaran dengan kenaikan indeks tertinggi adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Lainnya sebesar 6,20 persen. Sementara kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami penurunan sebesar 0,62 persen.