Makassar (ANTARA) - Seratusan jemaat Katolik menggelar Misa Requiem atau doa untuk arwah pemimpin tertinggi umat Katolik Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jalan Kajaolalido, Makassar, Sulawesi Selatan.
Uskup Fransiskus Nipa sai memimpin misa kepada wartawan di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa malam, mengatakan ibadah tersebut telah disampaikan kepada semua paroki keuskupan agung di Makassar.
"Begitu juga dengan keuskupan lain di sana, juga ada Misa Requiem untuk maksud yang sama (mendoakan), hanya saja disesuaikan dengan kondisi yang ada. Tapi intinya, untuk keselamatan Bapak Suci Paus Fransiskus," ucapnya.
Hal kedua, lanjut Uskup, ibadah ini dimaksudkan untuk kepentingan gereja. Sebab, begitu banyak warisan rohani yang ditinggalkan Paus diyakini umat Katolik sebagai bapak suci sehingga ke ke depan warisan yang ditinggalkan Paus yang telah diperjuangkan bisa dilanjutkan.
"Tentu saja sesuai dengan tuntutan jaman dari Waktu ke Waktu. Nah, untuk jangka pendek kita doakan, supaya upacara pemakaman ini katakanlah secara teknisnya berlangsung dengan baik," paparnya.
Mengenai kapan waktu pemakaman Paus Fransiskus, kata dia, belum diketahui teknisnya dan kapan persisnya proses pemakamannya. Sebab, masih menunggu berita dari Vatikan, di Roma, Italia. Terkait dengan pengganti Paus Fransiskus, kata dia, belum ada kabar.
"Kita doakan pemilihan Paus yang baru, kita mohon bimbingan Tuhan dengan roh kudus, supaya ujung dari pada itu terpilih Paus baru yang tentu saja diharapkan dapat melanjutkan semangat dari Paus Fransiskus ini. Tentu saja sesuai dengan kehendak Tuhan, apa yang dikehendaki Tuhan untuk manusia," tuturnya.
Saat ini seluruh jemaat Katolik terus memanjatkan doa secara intensif kepada bapak suci sebagai wujud doa keselamatan. Untuk masa berkabung ditetapkan sembilan hari sejak Paus wafat.
"Seperti saya sampaikan di gereja tadi, ada ajakan, ada undangan supaya komunitas-komunitas, biara, keluarga, pribadi-pribadi mari bawa dalam doa," kata Uskup.
Pada masa berkabung ini, dari informasinya pastor Gereja Katedral selama sembilan hari ke depan melaksanakan doa bersama dimulai kemarin dengan difasilitasi Legion Maria atau kelompok kategorial doa yang fokusnya berdoa melalui Bunda Maria yang menjadi perantara doa disampaikan kepada Tuhan.
Selanjutnya, ada warisan ditinggalkan Paus yang perlu diteladani seperti perjuangan pada nilai-nilai kemanusiaan, contohnya perdamaian dan keselamatan dikaitkan dengan keadilan serta berjuang untuk kesejahteraan bersama.
"Selalu yang jadi korban, ini saudari-saudari kita yang miskin, terpinggirkan. Ini untuk ke depan karena sumber daya mereka lemah, maka diharapkan diajak supaya kita lebih memprioritaskan pelayanan kita untuk mereka. Inilah salah satu warisan rohani yang diberikan dari bapak suci kita,".
Hal kedua, terkait lingkungan hidup, supaya ke depan ada gerakan bersama untuk memelihara bumi ini sebagai rumah bersama. Dan ketika berbicara soal bumi ada tiga unsur diperjuangkan yaitu tanah, air, dan udara. "Kalau tidak diperhatikan itu, ujung-ujungnya manusia menderita," katanya.