Manado (ANTARA) - Pelaksanaan debat publik ketiga, pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado, sempat berlangsung cukup panas karena masing-masing menyampaikan visi misi berdasarkan tema debat, Rabu, di Grand Kawanua Convention Hall.
Debat sempat memanas, karena para pendukung Paslon, yang datang dan diizinkan duduk beberapa kali mendapatkan teguran dari moderator, sebab berteriak - teriak menyoraki jagoan mereka, serta pertanyaan calon yang keluar dari tema dan menyerang pribadi calon lainnya.
Ketua KPU Manado, Ferley Kaparang, dalam sambutannya, mengatakan, bahwa debat publik menjadi ajang para calon untuk menyampaikan program kepada seluruh masyarakat pemilih di Kota Manado.
"Kita berharap dengan adanya debat yang disesuaikan dengan tema, maka masyarakat pemilih dicerahkan dan bisa menentukan akan memilih siapa yang akan menjadi pemimpin di masa depan," kata Ketua KPU Manado, Ferly Kaparang, di Manado, Rabu.
Kaparang mengajak keempat Paslon untuk berdebat dengan baik dan saling menghormati, sesuai dengan tema yang telah disiapkan KPU.
Calon wali kota nomor urut satu, Andrei Angouw, yang mendapatkan giliran pertama menjawab pertanyaan, tentang e-government, menjawab bahwa pada intinya sistem digitalisasi dalam reformasi birokrasi dan semua yang berkaitan dengan itu adalah buatan manusia dan itu sudah dilaksanakan.
Cuma memang diakui Angouw, semua hal itu belum maksimal, tetapi telah dilaksanakan akan terus diupayakan perbaikan. Jawaban Angouw tersebut kemudian ditanggapi ketiga calon lainnya yang pada intinya, mengangkat tentang keterbukaan dalam reformasi birokrasi.
Setelah itu, giliran Benny Parasan yang menjawab pertanyaan tentang penegakan hukum, dan apa yang harus dilakukan wali kota ke depan, agar tingkah laku masyarakat taat hukum, yang dijawab bahwa Manado adalah kota yang dihuni masyarakat yang berbeda suku agama dan ras, dan penting pemimpin harus menciptakan Perda sebagai pedoman interaksi antar masyarakat.
Parasan menjabarkan semua sampai ke tingkatan paling bawah, dan menyebutkan pos kamling, dan ditanggapi tiga calon lainnya, seperti kerja sama dengan semua pihak dan menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kriminalitas termasuk para preman, serta penegakan hukum yang tegas namun manusiawi dan menciptakan keamanan, dan pemimpin harus jadi contoh, penegakan Perda serta terobosan lainnya termasuk pro kamling.
Kemudian giliran Cawali Jimmy Rimba Rogi, menjawab tentang pengelolaan aset dan utang, serta bagaimana mengaturnya sehingga bisa meningkatkan pendapatan daerah dijawab bicara aset terutama lahan-lahan tidur bisa dimanfaatkan untuk ditanami untuk menghasilkan pendapatan daerah.
Kemudian ditanggapi tiga calon lainnya, yang menegaskan bahwa pengelolaan keuangan yang transparan, lalu lahan tidur yang dimanfaatkan harus milik pemerintah dan banyak yang sudah disertifikasi, soal banyak warisan hutang yang tetap dibayar, dan pemerintah harus edukasi masyarakat manfaatkan lahan yang ada.
Sedangkan calon wali kota urut keempat, Audy Karamoy, menjawab tentang masalah efisiensi pelayanan, yang sering bermasalah karena adanya kemacetan yang disumbangkan oleh banyaknya kendaraan, dijawab bahwa memang sekarang banyak yang punya kendaraan pribadi, maka akan diwajibkan para PNS yang punya kendaraan sendiri memanfaatkan angkutan umum, agar tidak memenuhi jalan dan menyebabkan kemacetan, yang mendapatkan tanggapan dari tiga calon lainnya secara beragam.
Debat publik yang berlangsung dalam beberapa sesi itu, berlangsung panas namun masih bisa dikendalikan oleh moderator, meskipun ada yang melemparkan pertanyaan di luar tema sehingga memanaskan suasana.