Manado (ANTARA) - Sebanyak tujuh kecamatan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara terdampak banjir dan tanah longsor akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut.
"Sebagaimana data yang ada, terdapat tujuh kecamatan yang terdampak banjir dan tanah longsor," kata Kepala Bidang Kedaruratan dam Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara, Dontry Wongkaren di Manado, Rabu.
Dia mengatakan, kecamatan-kecamatan yang terdampak mencakup Kecamatan Ratahan, Kecamatan Ratahan Timur, Kecamatan Pusomaen, Kecamatan Belang, Kecamatan Tombatu Utara, Kecamatan Ratatotok dan Kecamatan Tombatu.
Di Kecamatan Ratahan terjadi tanggung ambruk (Desa Wioi dan Kelurahan Tosuraya) serta tanah longsor di jalan Lamet menuju kawasan perkantoran B, sementara di Kecamatan Ratahan Timur terjadi tanah longsor (akses jalan Pangu-Wongkai dan akses Pangu-Nazaret), serta banjir di Desa Wioi Tiga.
Di Kecamatan Pusomaen terjadi beberapa titik longsor di Desa Wiau, air Sungai Makalu di Desa Tatengesan meluap, banjir di Desa Tatengesan I, air Sungai Bentenan meluap dan menggenangi rumah penduduk, di Kecamatan Belang air Sungai Wowesen meluap dan masuk melalui drainase.
Di Kecamatan Tombatu Utara, air Sungai Londolimbale debit airnya mulai meningkat, di Kecamatan Ratatotok terjadi longsor di akses jalan Ratatotok-Soyoan, sementara di Kecamatan Tombatu air sungai Tiwalat Tombatu meluap menuju areal persawahan.
Selanjutnya Kepala BPBD Kabupaten Minahaaa Tenggara Sandra Kindangen mengatakan kerusakan yang terjadi akibat banjir dan tanah longsor sementara didata.
"Banjir dan tanah longsor yang terjadi diakibatkan oleh curah hujan yang tergolong tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara," katanya.
Pemerintah kabupaten bersama BPBD dan instansi teknis lainnya telah mengunjungi lapangan untuk memantau dan menyalurkan bantuan yang dibutuhkan masyarakat serta melakukan pendataan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tujuh kecamatan di Kabupaten Minahasa Tenggara terdampak banjir