Manado (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) melakukan operasi pasar (OP) minyak goreng (migor) guna menekan angka inflasi, di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Walikota Bitung Maurits Mantiri, di Bitung, Sabtu, mengatakan membuka Operasi Pasar Minyak Goreng untuk Masyarakat, Usaha Mikro dan Usaha Kecil (UMKM).
"Operasi Pasar ini dilakukan untuk menjaga inflasi daerah kerana fakta di lapangan minyak goreng ini termasuk cukup tinggi," kata Maurits.
Dia mengatakan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang disampaikan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri agar kepala daerah untuk mampu mengendalikan harga sembako dan Barito di lapangan.
"Karena itu kami menyampaikan kepada Dinas Perdagangan dan Perumda Pasar agar dapat dipersiapkan desain menyangkut operasi pasar tersebut," ujarnya.
Walikota Bitung juga mengatakan pemerintah telah melakukan imbauan lewat APSI agar dapat mensosialisasikan kepada para pedagang sembako di pasar agar tidak menaikkan harga kebutuhan pokok.
"Kami juga menyampaikan kepada para pedagang sembako, agar harga minyak goreng jangan dinaikkan," jelasnya.
Walikota menjelaskan kalau pedagang menaikkan harga, pemerintah akan intervensi dengan menjual minyak goreng ke pasar langsung dengan harga yang lebih murah.
Walikota Bitung melakukan pengecekan langsung penyaluran minyak goreng kepada Masyarakat, Usaha Kecil dan Usaha Mikro.
Operasi Pasar ini dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan bekerja sama dengan Perumda Pasar Kota Bitung dan diikuti oleh tiga perusahaan Minyak goreng diantaranya PT Multi Nabati Sulawesi, PT Salim ivomas Pratama,Tbk dan PT Agro Makmur Raya.
Daftar Harga Minyak Goreng yang dijual, antara lain Wilmar yakni minyak curah seharga Rp12.500/Liter dan Rp14.000/Kg, Bimoli yakni minyak kemasan dengan harga Rp14.000/Liter, AMR juga minyak kemasan seharga Rp13.000/Liter.
Masyarakat wajib membawa KTP dan membawa galon atau wadah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkot Bitung operasi pasar minyak goreng tekan inflasi