Manado (ANTARA) - Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado, Sulawesi Utara, Hariani mengingatkan konsumen berhati-hati ketika membeli kosmetik melalui online.
"Kemarin di bulan Juli kami sempat melakukan penindakan ke pelaku usaha kosmetik karena dia jualannya online, dia juga menjadi distributor," sebut Hariani di Manado, Minggu (11/12).
Pelaku usaha tersebut, kata dia, meracik bahannya dari luar Sulawesi Utara, kemudian membuat 'branding' dan kemudian menjualnya ke sejumlah wilayah.
"Jualannya ada yang sudah tembus ke Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Gorontalo dan sampai ke Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Pasarannya sampai di sana," ujarnya.
Dari hasil penindakan tersebut, ada sebanyak 43 item kosmetik yang dipasarkan ke wilayah-wilayah tersebut.
"Nah yang paling berisiko adalah kadang-kadang masyarakat bilang begini, ya sudah kita pakai saja tidak apa-apa kan, yang penting tetap kinclong gitu ya, mukanya tetap halus, dan lembab gitu," katanya menambahkan.
Hanya saja menurut dia, ternyata produk yang dipasarkan tersebut mengandung bahan kimia berbahaya jenis Merkuri.
"Kalau hidrokuinon enggak apa-apa masuknya, paling kita seperti udang rebus, jadi merah kalau kita gunakan," ujarnya.
Tapi kalau Merkuri, menurut dia, beda lagi karena tidak enggak dikeluarkan atau tidak diekskresi bahasa kesehatan ya.
"Merkuri itu menumpuk di tubuh kita, di darah itu nanti dia menjadi karsinogenik menjadi kanker kemana-mana enggak selalu kanker kulit," jelasnya.
Selain itu, konsumen yang menggunakan kosmetik mengandung bahan kimia berbahaya jenis ini bisa merusak janin untuk ibu-ibu yang lagi hamil, atau juga bisa menyebabkan infertil atau mandul.
"Nah kadang-kadang kosmetik yang begitu banyak digunakan oleh para wanita, kebetulan yang menggunakan merkuri ya, karena kan judulnya whitening, brigthening, mencerahkan, mengglowing nah itu. Tapi kita tangkap satu yang lainnya masih ada," katanya lagi.
BBPOM menurut Hariani, terus melakukan pengawasan, untuk penjual online termasuk kadang-kadang pelaku usaha nasional.
"Kita punya cyber patrol untuk mengawasi penjualan kosmetik secara online. Kami tetap berharap konsumen terus berhati-hati, selektif membeli kosmetik yang dijual secara online," ajaknya.