Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara, Diano T Tandaju mengatakan, mengejar kualitas sumber daya manusia jangan lupakan pencegahan kekerdilan atau stunting.
"Membangun sumber daya manusia yang handal ke depan, mari kita sama mencegah stunting," ajak Diano di Kabupaten Minahasa Tenggara, Kamis.
Karena itu dia berharap generasi berencana (GenRe) akan ikut berperan sebagai kanal informasi bagi anak-anak muda untuk mewujudkan Minahasa Selatan bebas stunting.
Prevalensi stunting di Kabupaten Minahasa Selatan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2021 sebesar 24,2 persen atau di atas prevalensi Sulut, yakni 21,6 persen.
"Nah ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menurunkan angka prevalensi sampai 14 persen pada tahun 2024 nanti," ujarnya.
Bupati Minahasa Selatan, Franky Wongkar mengatakan pemerintah daerah terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan di wilayahnya menekan angka prevalensi stunting.
"Kami berharap berbagai program terkait penanganan stunting yang melekat di organisasi perangkat daerah dapat berjalan efektif dan tepat sasaran," ajaknya.
Begitupun dengan duta GenRe mulai dari kecamatan, desa dan kelurahan yang baru saja dikukuhkan dapat menjadi agen perubahan, sementara deklarasi rumah ibadah ramah anak, puskesmas ramah anak, sekolah ramah anak dan strategi pencegahan terkoordinasi perkawinan usia anak (Si Patokaan) dapat berkontribusi menurunkan angka stunting.
"Kami berharap dukungan dan sinergitas semua pihak nantinya dapat memenuhi dan menjamin, serta melindungi anak dari kekerasan, sehingga melahirkan generasi cerdas, intelektual, emosional dan spiritual," harap Bupati Franky.
Bupati Franky D. Wongkar dan Ketua TP-PKK Minahasa Selatan Ny. Elsye Rosje Wongkar-Sumual dikukuhkan sebagai 'Ayah Bunda GenRe' sementara Dandim 1302/Min yang diwakil Kapten Inf Ramli Hamanja) dan pimpinan Cargil Amurang diwakili Yulius Sulupadang dikukuhkan sebagai 'Bapak Asuh Anak Stunting'.