Manado (ANTARA) - Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT PLN dalam rangka mendukung upaya pencapaian target energi bersih di Indonesia.
“Kami bangga dapat bekerja sama dengan PLN untuk membantu Indonesia melakukan transisi penting dari energi berbasis karbon ke energi bersih,” kata Wakil Presiden ADB Ahmed M. Saeed dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Acara penandatanganan tersebut diadakan di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia antara Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini dengan Direktur Jenderal ADB untuk Asia Tenggara Ramesh Subramaniam.
Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030 dan bertekad untuk mencapai emisi nol bersih atau net zero emission pada 2060 bahkan lebih cepat.
“Seluruh BUMN mendukung transisi Indonesia menuju emisi nol bersih karena hal ini akan memberi manfaat bagi masyarakat dan juga lingkungan,” kata Menteri BUMN Erick Thohir.
Erick Thohir menyambut baik kerja sama BUMN dengan berbagai pemangku kepentingan karena merupakan langkah awal menuju transisi adil dan terjangkau guna mendorong jalur pembangunan yang netral karbon.
Indonesia merupakan satu dari tiga negara Asia Tenggara selain Filipina dan Viet Nam yang bermitra dengan ADB dalam studi rintisan mengenai Mekanisme Transisi Energi atau Energy Transition Mechanism (ETM).
Studi ini merupakan program pengurangan karbon dengan memanfaatkan pembiayaan pemerintah serta swasta guna mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan menggantinya dengan sumber energi bersih dan terbarukan.
ADB belum lama ini telah menyelesaikan studi pra-kelayakan atas ETM dan kini sedang mengadakan studi kelayakan lengkap. ADB baru-baru ini mengumumkan peningkatan ambisinya bagi pembiayaan iklim kumulatif selama 2019 sampai 2030 menjadi 100 miliar dolar AS.
ADB juga berkomitmen untuk memastikan bahwa setidaknya 75 persen dari seluruh proyeknya akan terkait dengan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pada 2030.