Ambon (ANTARA Sulsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Pattimura Ambon mengimbau nelayan tradisional di Maluku agar jangan melaut karena cuaca buruk dan gelombang tinggi di sejumlah perairan bervariasi 1,5 hingga 6 meter.
"Gelombang berkisar 1,25 - 2 meter, itu berarti relatif berbahaya bagi nelayan tradisional sehingga jangan memaksakan diri melaut," kata prakirawan BMKG Bandara Pattimura Ambon, Agi Wulanda Putra, di Ambon, Rabu.
Agi Wulanda juga mengingatkan tentang gelombang berkisar dua hingga tiga meter itu berbahaya bagi nelayan tradisional dan tongkang. Sedangkan tiga hingga empat meter berarti berbahaya bagi nelayan tradisional, tongkang dan kapal motor penyeberangan (Kmp).
"Tinggi gelombang di Laut Banda, laut Aru, perairan Tanimbar dan perairan Kei berkisar 3,2 - 4 meter. Sedangkan di laut Arafura berkisar lima sampai enam meter sehingga kapal perintis yang melayari wilayah Maluku bagian Selatan ditangguhkan pelayarannya oleh Adpel Ambon," ujar Agi.
Gelombang di laut Buru, laut Ambon dan selat Manipa berkisar 1,5 - 2,5 meter.
"Jadi KMP Teni yang melayari trayek Ambon - Namlea, ibu kota Kabupaten Buru juga ditangguhkan pelayaran sejak 7 Januari 2010," kata Agi.
Gelombang tinggi di sejumlah perairan di Maluku juga dipengaruhi terpaan angin dengan kecepatan 20 - 40 Km per jam.
Disingggung soal soal, Agi menjelaskan, intensitas sedang hingga deras diperkirakan mengguyur pulau Buru, Pulau Ambon dan Kepulauan Banda dari pagi hingga sore. Sedangkan malam diperkirakan di Kepulauan Tanimbar, Kei, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
"Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di kota Ambon, Pulau Seram dan kepulauan Kisar," ujarnya.
(T.L005/A011)