Dumai (ANTARA) - Tim penindakan Bea Cukai Madya Pabean Dumai menggagalkan upaya penyelundupan ganja seberat 39 kilogram di pinggir pantai di Kecamatan Medang Kampai  yang akan dikirimkan ke Malaysia.

Kepala Bea Cukai Dumai Fauzi Fuad di Dumai, Rabu, mengatakan operasi menggagalkan penyelundupan ganja pada Selasa (9/7) itu berkat informasi warga.

"Petugas juga menangkap tiga tersangka, yaitu dua perempuan berinisial KS dan SL serta seorang laki-laki inisial AR, masing masing punya peran berbeda," katanya.



Ia mengatakan, pengungkapan berawal dari informasi masyarakat bahwa ada penyeludupan barang yang dibawa dari Kelurahan Bagan Besar menuju Mundam menggunakan angkutan umum.

"Tim berhasil melacak keberadaan pelaku dan menyita barang bukti dan menangkap tiga tersangka," kata Fauzi.

Petugas menangkap pelaku dengan menghentikan kendaraan yang ditumpangi, selanjutnya melakukan pemeriksaan orang dan barang bawaan berupa dua karton berisi buah rambutan.

Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, petugas menemukan di bawah tumpukan rambutan, ada bungkusan sudah dikemas sebanyak 38 bungkus diduga daun ganja kering, dan seorang pelaku inisial KS berusaha kabur namun berhasil ditangkap.

"Ganja ditaksir senilai Rp200 juta ini diduga berasal dari Aceh dan akan dikirim ke Malaysia lewat jalur perairan, dan untuk tindak lanjut hukum selanjutnya kita serahkan ke Polres Dumai," katanya.



Ditambahkan, untuk meyakinkan bahwa barang bukti yang disita benar narkotika jenis ganja kering, dilakukan pengecekan di laboratorium dan didapati hasil positif.

Sebelumnya, tim BC juga berhasil menyelamatkan satwa liar dilindungi, seperti orang utan dan musang luwak, monyet albino dan uwo serta burung kakatua yang akan diselundupkan melalui pelabuhan di Dumai sepanjang 2019.

Para pelaku tidak bisa memperlihatkan dokumen pengangkutan satwa dilindungi ini, dan rencana akan diselundupkan ke Malaysia, sementara kerugian materi dari upaya penyeludupan satwa liar ini ditaksir miliaran rupiah.

Pengungkapan penyelundupan hewan langka dilindungi ini selanjutnya diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk penanganan dan observasi lebih mendalam.
 

Pewarta : Abdul Razak
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024