Manado (ANTARA) - Wakil ketua DPRD Manado, dr. Richard Henry Sualang, memanfaatkan masa reses pertama 2019, dengan menemui konstituennya di kawasan terminal Malalayang, Senin malam.
"Reses adalah agenda di luar kantor, yang dijadwalkan tetap dalam setahun, yang dilaksanakan selama tiga kali, dan untuk masa reses pertama ini, saya memilih ke sini," kata Ichad sapaan, yang kembali mencalonkan diri sebagai Caleg, namun untuk provinsi.
Suasana reses dr. Richard Sualang, di Malalayang Dua (1)
Ichad dalam kesempatan memberikan sambutan, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepadanya selama menjadi wakil rakyat selama 10 tahun di DPRD Manado, dari Dapil Sario-Malalayang.
"Namun saya juga minta maaf, karena dalam berbagai tugas yang dilaksanakan tentu saja masih ada kekurangan dari saya, tetapi sampai Agustus nanti, saya masih bertugas di DPRD Manado, untuk mengawal dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Manado," katanya.
Dalam dialog yang dipandu, Jantje Onsu, yang mengangkat masalah lahan pekuburan di Malalayang Dua, yang berada di Kalasey yang merupakan tanah pemerintah, sebab belum ada lahan pekuburan baru, dan nyaris tidak ada tempat.
Suasana reses dr. Richard Sualang, di Malalayang Dua (1)
Pertanyaan selanjutnya diajukan ibu Elsye, angkat soal keamanan dan kenyamanan, sebab sudah ada banyak kasus pencurian, dan minta supaya lampu-lampu jalan diperbaiki.
Usulan selanjutnya disampaikan bapak Sukawati Muharam, terkait BPJS kesehatan, dan berharap ada solusinya, sehingga masyarakat tidak lagi dipingpong dan mendapatkan layanan yang memuaskan.
Menanggapi pertanyaan itu, Ichad, mengatakan, bahwa sekarang Manado sudah punya rumah sakit sendiri, di kawasan Ring Road, juga soal jaminan kesehatan, dia mengatakan ada perjuangan untuk membantu masyarakat dengan program UC, yang dananya sampai 60 miliar dan berbagai hal lainnya.
Suasana reses dr. Richard Sualang, di Malalayang Dua (1)
"Mengenai pekuburan umum, ada tetapi hanya ada yang milik keluarga tertentu, makanya itu sangat penting, memang tahun 2014, Pemkot sudah anggarkan pembelian TPU Malalayang, namun batal, karena milik pribadi tak mau lagi dijual untuk pekuburan, karena akan digunakan untuk pemukiman, jadi batal, karena masih tertunda tunda, maka kota Pemprov dan Pemkot buat RTRW untuk menjadikan lahan berdasarkan peruntukannya, namun tetap akan memperjuangkannya kembali, karena itu janji politik saya," katanya.
Suasana reses dr. Richard Sualang, di Malalayang Dua (1)
Ichad juga menjawab soal pedagang di tepi pantai, mengakui belum mendengar pasti pengembangan daerah pesisir Malalayang, apakah permukiman, bisnis atau kuliner saja, atau kalau jasa bisa jadi direklamasi, kalau wisata akan ditata, juga mengenai kesehatan dia mengajak masyarakat untuk bersama menjaga kebersihan untuk mempertahankan kesehatan, supaya bisa mencegah nyamuk DBD, dan jangan hanya berharap foogging. ***
"Reses adalah agenda di luar kantor, yang dijadwalkan tetap dalam setahun, yang dilaksanakan selama tiga kali, dan untuk masa reses pertama ini, saya memilih ke sini," kata Ichad sapaan, yang kembali mencalonkan diri sebagai Caleg, namun untuk provinsi.
Ichad dalam kesempatan memberikan sambutan, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepadanya selama menjadi wakil rakyat selama 10 tahun di DPRD Manado, dari Dapil Sario-Malalayang.
"Namun saya juga minta maaf, karena dalam berbagai tugas yang dilaksanakan tentu saja masih ada kekurangan dari saya, tetapi sampai Agustus nanti, saya masih bertugas di DPRD Manado, untuk mengawal dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Manado," katanya.
Dalam dialog yang dipandu, Jantje Onsu, yang mengangkat masalah lahan pekuburan di Malalayang Dua, yang berada di Kalasey yang merupakan tanah pemerintah, sebab belum ada lahan pekuburan baru, dan nyaris tidak ada tempat.
Pertanyaan selanjutnya diajukan ibu Elsye, angkat soal keamanan dan kenyamanan, sebab sudah ada banyak kasus pencurian, dan minta supaya lampu-lampu jalan diperbaiki.
Usulan selanjutnya disampaikan bapak Sukawati Muharam, terkait BPJS kesehatan, dan berharap ada solusinya, sehingga masyarakat tidak lagi dipingpong dan mendapatkan layanan yang memuaskan.
Menanggapi pertanyaan itu, Ichad, mengatakan, bahwa sekarang Manado sudah punya rumah sakit sendiri, di kawasan Ring Road, juga soal jaminan kesehatan, dia mengatakan ada perjuangan untuk membantu masyarakat dengan program UC, yang dananya sampai 60 miliar dan berbagai hal lainnya.
"Mengenai pekuburan umum, ada tetapi hanya ada yang milik keluarga tertentu, makanya itu sangat penting, memang tahun 2014, Pemkot sudah anggarkan pembelian TPU Malalayang, namun batal, karena milik pribadi tak mau lagi dijual untuk pekuburan, karena akan digunakan untuk pemukiman, jadi batal, karena masih tertunda tunda, maka kota Pemprov dan Pemkot buat RTRW untuk menjadikan lahan berdasarkan peruntukannya, namun tetap akan memperjuangkannya kembali, karena itu janji politik saya," katanya.
Ichad juga menjawab soal pedagang di tepi pantai, mengakui belum mendengar pasti pengembangan daerah pesisir Malalayang, apakah permukiman, bisnis atau kuliner saja, atau kalau jasa bisa jadi direklamasi, kalau wisata akan ditata, juga mengenai kesehatan dia mengajak masyarakat untuk bersama menjaga kebersihan untuk mempertahankan kesehatan, supaya bisa mencegah nyamuk DBD, dan jangan hanya berharap foogging. ***