Manado, (Antaranews Sulut) - Wakil Ketua DPRD Kota Manado, dr. Richard Henry Sualang, menepati janji menemui warga Malalayang Satu Timur Lingkungan VI, Kamis, sore, dalam masa reses ketiga 2018.
"Saya datang menepati janji, karena itu adalah utang yang harus dibayar, sehingga datang berkunjung," kata Ichad, sapaan akrabnya.
Dia mengatakan, reses adalah kewajiban yang harus dilaksanakan, untuk menyerap aspirasi dari masyarakat atau kegiatan di luar kantor, sehingga dimanfaatkannya untuk bertemu masyarakat.
Suasana reses di Malalayang Satu Timur. (Jo) (1) masih
Ichad yang juga ketua PDIP Manado itu, menyilahkan seluruh warga yang datang untuk menyampaikan keluhan, masukan atau usulan yang bisa diperjuangkan di DPRD Manado, dimana dia sudah duduk selama dua periode.
Aspirasi pertama masuk dari Roy Oroh, yang minta diperjuangkan air bersih, karena kesulitan mendapatkannya, padahal sebelumnya sudah pernah dibangun, namun tidak bisa berfungsi maksimal, juga soal jalan minta dibantu.
Sementara Setly Tamod, mengusulkan agar sebaiknya masalah itu, dibahas dalam rapat dengar pendapat agar bisa menjadi prioritas dalam anggaran, juga menyampaikan tentang bantuan bagi lonceng gereja, agar bisa segera dimanfaatkan.
Suasana reses di Malalayang Satu Timur. (Jo) (1)
Menanggapi usulan itu, dia menyatakan akan menyampaikan dan membahas hal tersebut dalam paripurna dan jika memungkinkan akan menjadi bahan untuk hearing nanti.
Dialog makin menarik, karena salah satu akademisi handal Unsrat, Welly Waworundeng yang mengangkat tentang pasar induk yang hampir selesai dibangun di Malalayang, dan akan mengantarkan kawasan terjadi menjadi kawasan perekonomian nantinya.
Dia minta agar pemerintah memperhatikan hal itu, dengan membantu masyarakat sekitar Malalayang untuk meningkatkan SDM untuk berusaha, agar bisa berdagang di pasar Malalayang, bukannya malah orang dari luar yang berdagang.
Ichad pun menyatakan akan menyampaikan itu, dan tentu sesuai mekanisme yang ada, sehingga nasib masyarakat kelas nantinya.
Usai menerima aspirasi dan mendengarkan semua masukan, para peserta reses dijamu makan malam, sebelum bubar dari lokasi pertemuan.**
"Saya datang menepati janji, karena itu adalah utang yang harus dibayar, sehingga datang berkunjung," kata Ichad, sapaan akrabnya.
Dia mengatakan, reses adalah kewajiban yang harus dilaksanakan, untuk menyerap aspirasi dari masyarakat atau kegiatan di luar kantor, sehingga dimanfaatkannya untuk bertemu masyarakat.
Ichad yang juga ketua PDIP Manado itu, menyilahkan seluruh warga yang datang untuk menyampaikan keluhan, masukan atau usulan yang bisa diperjuangkan di DPRD Manado, dimana dia sudah duduk selama dua periode.
Aspirasi pertama masuk dari Roy Oroh, yang minta diperjuangkan air bersih, karena kesulitan mendapatkannya, padahal sebelumnya sudah pernah dibangun, namun tidak bisa berfungsi maksimal, juga soal jalan minta dibantu.
Sementara Setly Tamod, mengusulkan agar sebaiknya masalah itu, dibahas dalam rapat dengar pendapat agar bisa menjadi prioritas dalam anggaran, juga menyampaikan tentang bantuan bagi lonceng gereja, agar bisa segera dimanfaatkan.
Menanggapi usulan itu, dia menyatakan akan menyampaikan dan membahas hal tersebut dalam paripurna dan jika memungkinkan akan menjadi bahan untuk hearing nanti.
Dialog makin menarik, karena salah satu akademisi handal Unsrat, Welly Waworundeng yang mengangkat tentang pasar induk yang hampir selesai dibangun di Malalayang, dan akan mengantarkan kawasan terjadi menjadi kawasan perekonomian nantinya.
Dia minta agar pemerintah memperhatikan hal itu, dengan membantu masyarakat sekitar Malalayang untuk meningkatkan SDM untuk berusaha, agar bisa berdagang di pasar Malalayang, bukannya malah orang dari luar yang berdagang.
Ichad pun menyatakan akan menyampaikan itu, dan tentu sesuai mekanisme yang ada, sehingga nasib masyarakat kelas nantinya.
Usai menerima aspirasi dan mendengarkan semua masukan, para peserta reses dijamu makan malam, sebelum bubar dari lokasi pertemuan.**