Bitung, (Antaranews Sulut) - Legislator Bara Krisna Hasibuan, Rabu sore, melakukan tugasnya sebagai anggota DPR-MPR RI yakni menyosialisasikan pilar kebangsaan, kepada warga Kecamatan Girian, Bitung, Sulawesi Utara.
"Indonesia didirikan para pendiri bangsa, yang berasal dari berbagai latarbelakang suku, agama dan golongan berbda, dengan satu tujuan kesejahteraan masyarakat," kata Bara Hasibuan, di Bitung, Rabu.
Dia mengatakan, saat itu para bapak bangsa sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa serta makna lima sila di dalamnya, "Para pendiri bangsa Indonesia, antara lain Soekarno berasal dari Jawa, kemudian ada Mohammad Hatta dari Sumatera Barat, Mohammad Yamin dari Sumatera Barat, ada Mr. A.A Maramis dari Sulawesi Utara, dari Bali serta bagian Indonesia timur juga ada," katanya.
Saat itu, menurutnya yang ada di pikiran para pendiri bangsa itu adalah bagaimana mempersatukan bangsa supaya bisa maju dan rakyatnya sejahtera, jangan saling membenci.
Selain itu, Bara juga menjelaskan tentang tiga pilar kebangsaan lainnya, yakni UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, yang harus selalu dijaga dan dipertahankan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Bara Hasibuan mengingatkan, dengan pilar kebangsaan itu, masyarakat harus selalu ingat, tujuan berdirinya bangsa Indonesia, dan jangan hanya terjebak pada pemahaman sempit dan fanatisme buta yang akhirnya akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Terutama di Sulawesi Utara, yang dikenal sebagai daerah yang selalu aman dan toleran, fanatisme sempit yang berdasarkan agama dan kedaerahan jangan sampai ada, karena selama ini, kita selalu hidup berdampingan dengan rukun dan damai," katanya.
Dalam sesi dialog, Bara Hasibuan selain menerima berbagai pertanyaan tentang pilar kebangsaan, juga mendengarkan aspirasi yang disampaikan warga terutama persoalan sosial kemasyarakatan yang berkaitan dengan kesejahteraan.***2***
"Indonesia didirikan para pendiri bangsa, yang berasal dari berbagai latarbelakang suku, agama dan golongan berbda, dengan satu tujuan kesejahteraan masyarakat," kata Bara Hasibuan, di Bitung, Rabu.
Dia mengatakan, saat itu para bapak bangsa sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa serta makna lima sila di dalamnya, "Para pendiri bangsa Indonesia, antara lain Soekarno berasal dari Jawa, kemudian ada Mohammad Hatta dari Sumatera Barat, Mohammad Yamin dari Sumatera Barat, ada Mr. A.A Maramis dari Sulawesi Utara, dari Bali serta bagian Indonesia timur juga ada," katanya.
Saat itu, menurutnya yang ada di pikiran para pendiri bangsa itu adalah bagaimana mempersatukan bangsa supaya bisa maju dan rakyatnya sejahtera, jangan saling membenci.
Selain itu, Bara juga menjelaskan tentang tiga pilar kebangsaan lainnya, yakni UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, yang harus selalu dijaga dan dipertahankan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Bara Hasibuan mengingatkan, dengan pilar kebangsaan itu, masyarakat harus selalu ingat, tujuan berdirinya bangsa Indonesia, dan jangan hanya terjebak pada pemahaman sempit dan fanatisme buta yang akhirnya akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Terutama di Sulawesi Utara, yang dikenal sebagai daerah yang selalu aman dan toleran, fanatisme sempit yang berdasarkan agama dan kedaerahan jangan sampai ada, karena selama ini, kita selalu hidup berdampingan dengan rukun dan damai," katanya.
Dalam sesi dialog, Bara Hasibuan selain menerima berbagai pertanyaan tentang pilar kebangsaan, juga mendengarkan aspirasi yang disampaikan warga terutama persoalan sosial kemasyarakatan yang berkaitan dengan kesejahteraan.***2***