Minahasa Utara, 14/11 (Antara Sulut) - Aktifis muda Minahasa Utara William Luntungan mendesak Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) setempat antisipasi dini berkembangnya isu SARA melalui media sosial, agar tidak meluas hingga timbul aksi maupun reaksi.
"Terkait aksi bom bunuh diri di Kalimantan yang sudah menelan korban jiwa, pemerintah diharapkan untuk mengambil langkah antisipasi," ujar Luntungan di Airmadidi, Senin.
Dia mengatakan, sebaiknya FKPD segera melalukan pertemuan bersama BKSUA, tokoh agama, tokoh masyarakat, Ormas dan LSM untuk mencegah perpecahan sekaligus antisipasi adanya isu SARA yang sangat gencar di Medsos.
"Saat ini benih-benih perpecahan sudah mulai nampak dengan adanya isu sesat yang ujung-ujungnya meresahkan warga Minut," ujar Luntungan prihatin.
Will sapaan akrab ini pun memberi pemahaman, tanpa disadari warga mulai terkotak-kotak dengan gencarnya pemberitaan diberbagai macam media yang secara diam-diam mulai 'memprovokasi' warga.
Untuk itulah kata Luntungan, pemerintah didesak agar tidak menganggap remeh masalah ini, secepatnya harus ambil langkah bijak sebelum hal yang tdk diinginkan terjadi.
"Ingat!!! Sulut merupakan salah satu daerah yang menjadi incaran para provokator yang menginginkan daerah bertolerasi tinggi antar umat beragama menjadi rusuh, sehingga perlu disikapi bijaksana dan cepat tanggap masalah tersebut," ujarnya.
Kapolres Minahasa Utara AKBP Eko Irianto mengakui isu tersebut sudah lama terjadi bahkan pihaknya terus memantau perkembangan-perkembangan yang menciptakan iklim tidak kondusif.
Namun kata Irianto, situasi Minahasa Utara hingga saat ini terkendali dengan harapan saling menjaga keamanan dan ketertiban bersama, serta melaporkan indikasi orang tak dikenal berada di wilayah masing-masing.

Pewarta : Melky Rudolf Tumiwa
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024