Manado (ANTARA) - Anggota Bawaslu Sulawesi Utara (Sulut) Zulkifli Densi berharap kejadian listrik jebol pada debat publik pertama di Kota Kotamobagu pekan lalu tidak terulang.

"Secara umum kami sampaikan memang dalam pelaksanaan debat secara teknisnya kita ketahui bersama terdapat kendala (listrik jebol)," kata Zulkifli di Manado, Senin.

Karena itu dia berharap, KPU Sulut segera memikirkan langkah antisipasi sehingga kejadian listrik jebol tersebut tidak terulang kembali. 

Dari kejadian tersebut, kata dia, dari pengamatan Bawaslu Sulut ada satu pasangan calon yang akhirnya diberikan kesempatan memutar videonya sampai dengan dua kali, padahal yang terganggu itu hanyalah di saat orasi, di saat penyampaian visi misi bukan pada pemutaran video.
 
"Nah ini sudah ada sedikit perbedaan antara satu calon dengan dua calon yang lain. Satu calon diberikan kesempatan sampai dua kali pemutaran video, dan itu dikonsumsi rakyat Sulut melalui siaran televisi," ujarnya. 

Pengamatan berikutnya menurut Zulkifli adalah terkait dengan sterilisasi lokasi, karena memang pada saat debat publik pertama tanggal 10 Oktober 2024 dan listrik jebol kondisi pendukung paslon di luar hotel sudah berhadap-hadapan.

"Kemarin untung saja tidak terjadi sesuatu hal yang kita inginkan, sehingga berjalan seperti yang kita harapan bersama," kata Zulkifli menambahkan.

Dia berharap, KPU Sulut bersama-sama dengan aparat keamanan dapat buat kanalisasi sehingga lokasi debat publik kedua steril.

Sebelumnya, saat debat publik pertama berlangsung, dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sudah selesai memaparkan visi, misi dan program, tinggal pasangan calon ketiga.

Saat pemaparan visi misi oleh paslon ketiga, tiba-tiba videotron yang ada di belakang paslon padam akibat listrik jebol.

Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diikuti pasangan Yulius Selvanus-Victor Mailangkay, Elly Lasut-Hanny Pajouw dan Steven Kandouw-Denny Tuejeh kemudian dilanjutkan setelah listrik kembali menyala usai padam lebih dari setengah jam.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024