Manado (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa tektonik yang mengguncang Batang Dua, Ternate, Provinsi Maluku Utara akibat aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku.
"Apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku," kata Daryono dalam rilis yang dibagikan dalam grup percakapan BMKG dan Stakeholder di Manado, Senin.
Dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan menurun geser (normal-oblique).
"Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Tagulandang dan Kabupaten Minahasa Tenggara dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu)," katanya.
Sementara berdasarkan pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 19.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan gempa.
Masyarakat juga diharapkan memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," ajaknya.
Sebelumnya, pada pukul 18.36.13 WIB wilayah Pulau Batang Dua, Ternate, Maluku Utara diguncang gempa tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,0.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,36° LU ; 126,67° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 123 kilometer arah Barat Laut Pulau Doi, Maluku Utara pada kedalaman 78 kilometer.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gempa Batang Dua-Ternate akibat deformasi batuan Lempeng Laut Maluku
"Apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku," kata Daryono dalam rilis yang dibagikan dalam grup percakapan BMKG dan Stakeholder di Manado, Senin.
Dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan menurun geser (normal-oblique).
"Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Tagulandang dan Kabupaten Minahasa Tenggara dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu)," katanya.
Sementara berdasarkan pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 19.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan gempa.
Masyarakat juga diharapkan memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," ajaknya.
Sebelumnya, pada pukul 18.36.13 WIB wilayah Pulau Batang Dua, Ternate, Maluku Utara diguncang gempa tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,0.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,36° LU ; 126,67° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 123 kilometer arah Barat Laut Pulau Doi, Maluku Utara pada kedalaman 78 kilometer.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gempa Batang Dua-Ternate akibat deformasi batuan Lempeng Laut Maluku