Manado (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Utara dan Gorontalo (BSG) menargetkan sosialisasi dan edukasi keuangan kepada penyandang disabilitas dan warga di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) daerah tersebut.
"Kami telah mendapatkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) penyandang disabilitas di Sulut ada sebanyak 22.899 orang dan 3.660 diantaranya memiliki pekerjaan," kata Direktur Operasional BSG Louisa J Parengkuan, di Manado, Selasa.
Louisa mengatakan sasaran BSG dalam mengedukasi dan sosialisasi akan jasa keuangan selain anak sekolah dan mahasiswa yakni penyandang disabilitas.
Kemudian, katanya, masyarakat di wilayah 3T akan menjadi target edukasi BSG, yakni di Kabupaten Kepulauan Talaud yang berbatasan dengan Filipina.
"Kami harap dengan sasaran-sasaran ini, akan meningkatkan inklusi keuangan di Sulut bisa mencapai 90 persen di tahun 2024," katanya.
Dia menjelaskan bukan sekedar meningkatkan jumlah rekening saja, yang terpenting memberikan pemahaman sehingga masyarakat apalagi penyandang disabilitas tidak mudah terlibat investasi bodong.
Meskipun terjadi peningkatan dalam literasi dan inklusi keuangan, masih terdapat ketimpangan antar kelompok masyarakat.
Beberapa kelompok masyarakat cenderung memiliki indeks literasi dan inklusi yang lebih rendah dibandingkan nilai indeks nasional, seperti pada pelajar dan masyarakat daerah 3T.
Hal ini menegaskan perlunya pengembangan literasi dan inklusi keuangan khususnya bagi kelompok masyarakat tertentu dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan yang masih relatif rendah.
Pihaknya berharap dapat mengurangi jarak literasi dan inklusi di Sulut yang masih terpaut sekitar 30 persen yakni indeks Literasi 56 persen sedangkan Inklusi 86 persen.
"Kami telah mendapatkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) penyandang disabilitas di Sulut ada sebanyak 22.899 orang dan 3.660 diantaranya memiliki pekerjaan," kata Direktur Operasional BSG Louisa J Parengkuan, di Manado, Selasa.
Louisa mengatakan sasaran BSG dalam mengedukasi dan sosialisasi akan jasa keuangan selain anak sekolah dan mahasiswa yakni penyandang disabilitas.
Kemudian, katanya, masyarakat di wilayah 3T akan menjadi target edukasi BSG, yakni di Kabupaten Kepulauan Talaud yang berbatasan dengan Filipina.
"Kami harap dengan sasaran-sasaran ini, akan meningkatkan inklusi keuangan di Sulut bisa mencapai 90 persen di tahun 2024," katanya.
Dia menjelaskan bukan sekedar meningkatkan jumlah rekening saja, yang terpenting memberikan pemahaman sehingga masyarakat apalagi penyandang disabilitas tidak mudah terlibat investasi bodong.
Meskipun terjadi peningkatan dalam literasi dan inklusi keuangan, masih terdapat ketimpangan antar kelompok masyarakat.
Beberapa kelompok masyarakat cenderung memiliki indeks literasi dan inklusi yang lebih rendah dibandingkan nilai indeks nasional, seperti pada pelajar dan masyarakat daerah 3T.
Hal ini menegaskan perlunya pengembangan literasi dan inklusi keuangan khususnya bagi kelompok masyarakat tertentu dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan yang masih relatif rendah.
Pihaknya berharap dapat mengurangi jarak literasi dan inklusi di Sulut yang masih terpaut sekitar 30 persen yakni indeks Literasi 56 persen sedangkan Inklusi 86 persen.