Tomohon (ANTARA) - Wali Kota Tomohon Caroll J.A. Senduk mengatakan angka prevalensi stunting di daerah itu menjadi yang terendah dibandingkan dengan 14 kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Sulawesi Utara.
"Kota Tomohon (prevalensi, red.) sudah berada di angka 13,7 persen artinya bahwa target nasional penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen di tahun 2024 sudah terlampaui," kata dia di Tomohon, Rabu.
Wali Kota Caroll Senduk pada acara "Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting" itu, menyebutkan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka prevalensi stunting di Sulut 20,5 persen.
"Capaian ini merupakan bukti kerja keras semua pemangku kepentingan. Walaupun saat ini sudah berada di angka 13,7 persen, kami berharap sinergi terus ditingkatkan agar harapan Kota Tomohon zero stunting dapat terwujud," ujarnya.
Ia menambahkan sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Januari 2016, Kampung Berkualitas terus bertumbuh pesat.
"Semangat membentuk dan mendirikan Kampung KB (Kampung Berkualitas) telah menghasilkan perubahan yang sangat luar biasa di bidang kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga," ujarnya.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan kerja sama dan sinergi semua pihak akan berdampak pada penurunan angka stunting.
"Apresiasi kepada Pemerintah Kota Tomohon atas capaian prevalensi angka stunting sudah di bawah rata rata nasional tentu ini adalah bukti kerja sama dari semua pihak," ujarnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut Diano T. Tandaju mengatakan prevalensi stunting di Kota Tomohon sebesar 13,7 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya di daerah itu.
"Hasil ini menempatkan Kota Tomohon sebagai satu satunya kabupaten/kota di Sulawesi Utara yang sudah mencapai target angka stunting tahun 2024 yaitu di bawah 14 persen," katanya.
Berdasarkan SSGI Tahun 2022, angka prevalensi stunting tertinggi kabupaten dan kota, tertinggi adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yakni 30,0 persen.
Pada kegiatan tersebut dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman ASN Peduli Kependudukan, Generasi Muda Peduli Kependudukan, serta Pramuka Peduli Kependudukan disaksikan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Kementerian BKKBN RI Bonivasius P. Ichtiarto, Wali Kota Tomohon Caroll J.A. Senduk, dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut Diano Tino Tandaju.
Selain itu, pencanangan 44 kelurahan Kampung KB dan SMA Kristen 1 Tomohon sebagai Sekolah Siaga Kependudukan.
"Kota Tomohon (prevalensi, red.) sudah berada di angka 13,7 persen artinya bahwa target nasional penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen di tahun 2024 sudah terlampaui," kata dia di Tomohon, Rabu.
Wali Kota Caroll Senduk pada acara "Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting" itu, menyebutkan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka prevalensi stunting di Sulut 20,5 persen.
"Capaian ini merupakan bukti kerja keras semua pemangku kepentingan. Walaupun saat ini sudah berada di angka 13,7 persen, kami berharap sinergi terus ditingkatkan agar harapan Kota Tomohon zero stunting dapat terwujud," ujarnya.
Ia menambahkan sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Januari 2016, Kampung Berkualitas terus bertumbuh pesat.
"Semangat membentuk dan mendirikan Kampung KB (Kampung Berkualitas) telah menghasilkan perubahan yang sangat luar biasa di bidang kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga," ujarnya.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan kerja sama dan sinergi semua pihak akan berdampak pada penurunan angka stunting.
"Apresiasi kepada Pemerintah Kota Tomohon atas capaian prevalensi angka stunting sudah di bawah rata rata nasional tentu ini adalah bukti kerja sama dari semua pihak," ujarnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut Diano T. Tandaju mengatakan prevalensi stunting di Kota Tomohon sebesar 13,7 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya di daerah itu.
"Hasil ini menempatkan Kota Tomohon sebagai satu satunya kabupaten/kota di Sulawesi Utara yang sudah mencapai target angka stunting tahun 2024 yaitu di bawah 14 persen," katanya.
Berdasarkan SSGI Tahun 2022, angka prevalensi stunting tertinggi kabupaten dan kota, tertinggi adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yakni 30,0 persen.
Pada kegiatan tersebut dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman ASN Peduli Kependudukan, Generasi Muda Peduli Kependudukan, serta Pramuka Peduli Kependudukan disaksikan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Kementerian BKKBN RI Bonivasius P. Ichtiarto, Wali Kota Tomohon Caroll J.A. Senduk, dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut Diano Tino Tandaju.
Selain itu, pencanangan 44 kelurahan Kampung KB dan SMA Kristen 1 Tomohon sebagai Sekolah Siaga Kependudukan.