Resensi Buku
 
Judul                 : Sehan S. Landjar: Dari Rumah Kopi ke Kursi Bupati
Penerbit            : Lembaga Pendapat Umum
Terbitan             : September 2011
Tebal                 :  xvii + 25 halaman
Penyusun          : Asep Sabar


Inovatifnya program pemerintahan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tak terlepas dari buah tangan bupatinya, Sehan S Landjar.
Sehan, satu dari sekian orang daerah yang peduli dengan keberadaan daerahnya pasca dimekarkan dari induknya. Dia mengaku pihaknya sempat gamang ketika melihat existing condition Kabupaten Bolaang Mongondow Timur saat itu, meskipun ia nyata-nyata sudah membawa konsep brilian dan fokus tentang arah pengembangan
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Apalagi keterbatasan modal pembangunan dan lingkungan pekerjaan yang sama sekali berbeda, menjadi tantangan untuk menguji konsistensi etos kewirausahaan selama ini.

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dalam waktu setahun dipimpin Sehan S Landjar telah berhasil mengembangkan infrastruktur yang cukup memadai untuk menunjang konektivitas dan produktivitas daerah. Sekarang Kabupaten Bolaang Mongondow Timur bukan lagi "halaman belakang", sebaliknya akses dari dan menuju daerah ini semakin mudah, pergerakan manusia dan barang yang dulunya "mati suri" kini perlahan semakin lancar.

Nah, sebagai orang yang cukup sukses membangun usaha serta posisinya sekarang sebagai bupati pertama Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sehan ingin meninggalkan monumen hidup berupa tradisi hidup yang amanah. Karenanya dia berpandangan bahwa kepercayaan rakyat bukanlah sekadar pemenuhan tugas
konstitusional sebagaimana diamanatkan Peraturan Pemerintah No. 108/2000, tetapi laksana pertanggungjawaban kepada Tuhan.

Karena itu Sehan mengajak semua jajarannya di pemerintahan untuk bersikap amanah yang diwujudkan dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sekitar 68 ribu lebih pasang mata dan telinga rakyat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, selama 24 jam
dalam sehari dan 365 hari dalam setahun terus menerus terpusat pada aparat. Moral trust harus dibangkitkan mulai dari perangkat pemerintahan, karena posisinya sebagai figur panutan.

Satu hal yang perlu diperhatikan bersama adalah konsistensi perangkat pemerintahan untuk mengembangkan etos kerja inovatif dan kreatif yang diwujudkan melalui dedikasi dan karya nyata demi kepentingan dan kemaslahatan
masyarakat banyak. Jajaran penyelenggara pemerintahan di kabupaten juga harus peka terhadap masukan, saran, dan kritik karena merupakan sumber utama umpan balik untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas yang berkesinambungan. Bila ini terwujud, maka akan menjadikan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebagai
role model atau contoh penyelenggaraan democratic good governance.

Seluruh gambaran pemikiran Sehan S Landjar di atas, terangkum dalam Bab II hingga Bab IV buku ini. Di Bab ini juga dipaparkan asumsi-asumsi Sehan yang menurutnya patut untuk dikembangkan di daerahnya. Namun, Sehan sadar, untuk semua itu butuh dukungan dan support penuh dari DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Pada bagian pertama buku setebal 250 halaman ini dijelaskan soal bagaimana Sehan menemukan jati diri serta jiwa kepemimpinannya. Di sini berbagai pihak diberikan kesempatan memaparkan kedekatannya dengan Sehan yang ternyata penuh warna dan menarik disimak. Di bagian terakhir Bab V dipaparkan kliping kegiatan Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ini selama setahun kepemimpinannya.

Nah, buku ini sangat pas disimak dan dibaca bagi siapa saja, khususnya warga Bolaang Mongondow Timur yang berkeinginan mengetahui lebih mendalam siapa sosok Sehan S Landjar sebenarnya. Semua pikiran dan ucapan serta perjalanan hidup seorang Sehan "dikupas" habis oleh Asep Sabar, wartawan senior Radar Totabuan,
yang menyusun buku "Sehan S Landjar: Dari Rumah Kopi ke Kursi Bupat" ini secara elegan dan mudah dicerna, terutama oleh kalangan bawah sekalipun. (*)

Pewarta : Chandra Modeong
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024