Manado (ANTARA) - Hidup dalam disiplin diri
Masa pandemi, memaksa kita berubah, awalnya berat tapi itulah kenyataan yang harus dilalui, dari normal menjadi tidak normal bahkan saat ini ada fase new normal atau tatanan normal baru, memutus mata rantai tapi tetap produktif.
Banyak pelajaran yang dapat dipetik untuk menjadi perenungan bagi manusia, karena Tuhan sangatlah peduli dengan umat CiptaanNya.
Ketika perjalanan telah jauh melewati batas, terlebih melupakanNy, maka di situ, Tuhan ambil alih dengan caranya, kita kadang tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Manusia diciptakan berhikmat, digunakan berdasarkan arahan tuntunanNya dan untuk segala sesuatu ada masanya dan untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Hal ini terasa ketika pandemi datang, semuanya berubah, aktivitas kita menjadi terbalik dan tentu di balik iti ada hikmah, Tuhan mau kita berubah secara total, steril dari perbuatan secara daging, untuk hidup dalam standart Firman.
Ketika ada pembatasan yang dilakukan dalam bekerja jam ditentukan, tinggal di rumah bersama keluarga, beribadah di rumah setiap saat, pertanda, kita harus lebih mampu lagi menggunakan dan membagi waktu secara seimbang dalam kerja, dalam keluarga dan dalam ibadah. Untuk menjalankannya perlu komitmen dalam diri kita.
Saat ini ada pemberlakuan bagi daerah yang zona merah tetap pada tidak normal dan bagi daerah yang zona hijau masuk pada fase new normal, untuk mencapainya tergantung dari kedisiplinan diri kita semua.
Apabila daerah kita siap pada penerapan 'new normal', maka patuhilah khaidah-khaidah yang sudah diatur, berlakukan secara ketat setiap imbauan pemerintah dan protokol kesehatan.
Di dalamnya perlu edukasi, melatih diri beradaptasi, kebiasaan disiplin diri, dan siap sedia melakukan secara mandiri, untuk masuk pada area publik jalani protap SOP, gunakan masker dan face shield, cuci tangan dengan sabun, periksa suhu tubuh, jaga jarak, tidak berkerumun.
Di balik itu pemerintah perlu kesiapan dan kehati-hatian, tidak gegabah, mengingat pelonggaran pembatasan sangatlah beresiko, dan tentu pemberlakuan tatanan normal baru akan dilakukan secara bertahap.
Karena itu, koordinasi dan sinergitas secara pentahelix sangatlah diperlukan. Gunakan hikmat, Dia adalah pengendali hidup kita, mohon perlindungan dan yakin bersamaNya ada jalan keluar dan kepastian untuk keluar dari COVID-19, tepat dan indah pada waktunya.
Dalam firman mengatakan: Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia, karena anak manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.
Penulis Dra. Ivonne R.J Kawatu
Berita Terkait
Kemunculan virus corona pirola, Kemenkes belum buka opsi wajib bermasker
Selasa, 12 September 2023 10:12 Wib
Sepekan terakhir Sulut ketambahan 15 kasus baru COVID-19
Minggu, 15 Januari 2023 19:41 Wib
Dinkes catat 70 warga Sulawesi Utara meninggal karena COVID-19 sejak Juli 2022
Rabu, 4 Januari 2023 23:20 Wib
Pemkot Tomohon ajak disiplin terapkan prokes menuju transisi endemi COVID-19
Selasa, 3 Januari 2023 10:07 Wib
Satgas: Angka kesembuhan COVID-19 di Sulut mencapai 97,33 persen
Sabtu, 31 Desember 2022 6:16 Wib
9.134 tenaga kesehatan di Sulawesi Utara sudah dibooster kedua
Kamis, 29 Desember 2022 7:10 Wib
Kasus sembuh karena COVID-19 di Sulut naik jadi 97,24 persen
Jumat, 23 Desember 2022 5:04 Wib
Satgas catat 8.698 nakes di Sulawesi Utara sudah divaksin booster kedua
Selasa, 20 Desember 2022 8:36 Wib