Jakarta (ANTARA) - Meninggalnya mantan atlet renang nasional sekaligus olimpian Lukman Niode di Jakarta pada Jumat juga membawa duka bagi salah satu tokoh otomotif nasional Prasetio Edi Marsudi yang mengharapkan prestasi sang legenda renang menjadi inspirasi atlet muda.
"Saya secara pribadi merasa kehilangan. Dunia olahraga Indonesia juga merasa kehilangan," kata Prasetio yang juga Ketua DPRD DKI Jakarta itu dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, Lukman adalah sosok yang sangat berdedikasi dan mempunyai segudang prestasi internasional diantaranya medali emas SEA Games 1983.
Prasetio menganggap Lukman pribadi yang hangat dan panutan atlet atlet di bawahnya. Indonesia, menurut dua, kehilangan salah satu atlet besar yang pernah dimilikinya.
"Sekali lagi saya sampaikan duka cita yang mendalam, semoga prestasi yang pernah diraih beliau bisa menginspirasi atlet-atlet Indonesia lainnya," kata Prasetio.
Lukman yang masuk Dewan Pakar Peraturan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) menorehkan sejumlah prestasi pada era 80-an. Selain menyabet dua emas di SEA Games 1983 Singapura, dia juga pernah mengikuti Olimpiade 1984 Los Angeles.
Lukman dirawat di RS Pelni, Jakarta Pusat, karena infeksi paru-paru. Pria 56 tahun itu sempat menjalani rapid tes dan hasilnya dua kali negatif. Lukman dinyatakan positif COVID-19 setelah menjalani tes swab dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta.
Meninggal dunianya pria yang juga berkiprah pada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan PB Pordasi ini memang mengejutkan, seperti diakui olimpian Indonesia, Krisna Bayu yang cukup dekat dengan almarhum yang dianggapnya sudah menjadi mentor pribadi.
"Kami merasa kehilangan atas meninggalnya mas Luki (Lukman Niode). Beliau adalah mentor terbaik saya hingga saya bisa seperti saat ini," kata Krisna saat dihubungi ANTARA dari Jakarta.