Manado (ANTARA) - Anggota DPR RI dapil Sulawesi Utara, Dr. Bara Krishna Hasibuan Walewangko, mengatakan masalah paling kritis di Indonesia saat ini adalah intoleransi.
Hal tersebut dikatakan oleh anggota Komisi VII DPR RI itu, saat menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan, kepada para pemuka dan penyuluh agama Kristen di Gereja Bethel Indonesia jemaat Bethany Kombos Timur, Sabtu siang.
"Kondisi yang terjadi sekarang ini menunjukkan ada yang salah dan tidak beres karena berbagai tindakan intoleransi yang terjadi di mana-mana, dan itu sudah melenceng dari cita-cita awal pendirian bangsa ini," kata Bara, sapaan akrab politisi PAN itu, yang kembali menjadi Caleg untuk menjadi wakil rakyat ke Senayan pada pemilu 2019 ini.
Sebab itu barang mengatakan disinilah letak pentingnya Pancasila disosialisasikan kepada masyarakat supaya betul-betul memahami keragaman dan kebangsaan serta persatuan dan kesatuan.
"Pancasila harus lebih dipahami oleh seluruh masyarakat, dan bagaimana negara ini didirikan oleh para founding fathers yang berasal dari berbagai latar belakang suku agama dan ras di Indonesia kala itu," katanya.
Doktor lulusan Harvard University yang berdarah sonder Minahasa itu menegaskan bahwa Indonesia adalah milik semua dan bukan hanya sekelompok atau segolongan orang.
"Bahkan sejumlah tokoh asal Sulawesi Utara seperti mister A A Maramis doktor Sam Ratulangi babe Palar dan beberapa tokoh lainnya ikut menjadi orang-orang yang merumuskan berdirinya bangsa Indonesia," katanya.
Dalam kesempatan menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan itu, Bara juga menjelaskan tentang Pancasila undang-undang dasar 45, NKRI, dan bhineka Tunggal Ika yang harus selalu dipegang teguh oleh seluruh rakyat Indonesia.
Bara Hasibuan juga menegaskan tentang kebebasan memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan Pancasila, sebab hal tersebut tidak pernah berubah, meskipun UUD 45 sudah mengalami empat kali amandemen.
Baru juga menegaskan, bahwa aksi terorisme yang masih sering terjadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan kemiskinan seperti yang sering disebutkan sejumlah kelompok.
Karena berdasarkan fakta, katanya, pelaku teror adalah orang berpendidikan dan memiliki keluarga yang secara finansial tidak bisa dikatakan miskin tetapi orang menengah.
Usai sosialisasi dilanjutkan dengan dialog antara barat dan para pemuka agama yang mengangkat sejumlah masalah di Indonesia terutama terkait intoleransi dan bagaimana terus menyampaikan Pancasila kepada warga masyarakat.***
Berita Terkait
Otto Hasibuan sebut Megawati tak tepat sampaikan "amicus curiae" karena berperkara di MK
Selasa, 16 April 2024 16:47 Wib
Kuasa hukum Prabowo-Gibran sebut permohonan Anies-Muhaimin salah kamar
Kamis, 28 Maret 2024 17:41 Wib
Peradi Kota Depok lakukan somasi terbuka pengacara Hotman Paris
Rabu, 27 April 2022 9:42 Wib
Diminta jadi pengacara Djoko Tjandra, Otto Hasibuan pertanyakan eksekusi
Sabtu, 1 Agustus 2020 21:37 Wib
Dirjen pengelolaan limbah sampah B3-Bara Hasibuan ajak milenial kurangi sampah plastik
Rabu, 27 Maret 2019 20:20 Wib
Kementerian LHK-Komisi VII DPR-RI gelar kampanye anti sampah plastik 27 Maret
Selasa, 26 Maret 2019 11:58 Wib
Bara Hasibuan lobi bantuan beasiswa bagi mahasiswa PTN -PTS Sulawesi Utara
Sabtu, 23 Maret 2019 12:17 Wib
Gandeng Kementerian EDSM dan KLH Bara Hasibuan kembali kunjungi Bakan
Kamis, 21 Maret 2019 20:28 Wib