Memaksimalkan peran pemerintah-masyarakat dalam penanggulangan narkoba
Manado, (Antaranews Sulut) - Kejahatan narkoba merupakan kejahatan serius yang bersifat lintas negara dan terorganisasi dengan target semua lapisan masyarakat.
Konsepsi kejahatan narkoba bisa dilakukan siapa saja dan menyerang siapa saja, memang dapat dibuktikan dengan fakta yang nyata di tengah kehidupan masyarakat.
Meskipun target peredaran yang utama adalah generasi muda, tetapi saat ini semua lapisan masyarakat, tua-muda, kaya-miskin, pejabat bahkan aparat banyak yang terjerumus dalam neraka obat-obatan terlarang itu.
Presiden Joko Widodo telah menyatakan tidak akan memberi ampun bagi siapa saja yang terlibat dalam peredaran narkoba di Indonesia. Bahkan kejahatan narkoba telah ditetapkan sebagai kejahatan luar biasa.
Tokoh masyarakat dan gereja di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan saat ini ada begitu banyak modus peredaran narkoba dan semakin massif menyasar generasi muda usia produktif.
Hal ini tentu diharapkan peran dari semua pihak karena pengguna narkoba juga dilatarbelakangi oleh banyak faktor, sehingga pemerintah perlu melibatkan sekolah-sekolah dan terus-menerus disampaikan, malah jika perlu harus dimasukan dalam kurikulum dan menjadi mata pelajaran khusus.
Ivanry Matu yang juga sebagai Ketua Biro Pemberdayaan Ekonomi Pucuk Pimpinan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengatakan di Sulut ada wale (rumah) narkoba dan museum yang menjadi tempat edukasi bagi anak-anak, disana fasilitas cukup lengkap untuk belajar.
Dan, katanya, seharusnya museum narkoba juga dibangun pemerintah di setiap kota dan abupaten di Sulut.
BNN juga, katanya, harus bekerja profesional dan harus Hadir juga di semua kabupaten dan kota di Sulut.
Peran tokoh agama dan pemuka agama, katanya, juga menjadi sebuah keniscayaan dan ini penting sekali.
Dan, katanya, lingkungan pergaulan juga harus bebas dari komunitas yan negatif, ciptakan pusat kegiatan kreatifitas dan produktif sebagai sarana mengalihkan aktifitas remaja-pemuda yang labil emosinya.
Tapi, katanya, yang lebih penting dari semua itu adalah peran keluarga.
Keluarga berperan sangat besar dalam pembentukan karakter, aturan main sudah harus diterapkan dari rumah, Jika anak bisa didisiplinkan dari rumah, maka pendidikan karakter dan pola pikit anak akan gampang diarahkan.
Ketegasan keluarga dalam bertindak Hikmat harus ada, katanya, tanpa ketegasan agak sulit mengatur anak dan mengatakan bahwa narkoba itu berbahaya.
Apalagi, katanya, anak-anak usia sekolah mereka belum terlalu memikirkan masa depan, jadi jika orang tua memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba untuk masa depan kadang mereka cuek, cara pikir mereka praktis saja.
Disinilah dibutuhkan kepiawaian keluarga dalam mengarahkan anak agar bisa saling memahami antar orang tua dan anak.
Intinya Adalah, berbagai program seperti rehabilitasi dan sebagainya, itu bukanlah solusi yang baik, karena percuma saja jika sudah terlanjur terjerumus akan sulit keluar dari lingkaran setan tersebut.
Karena itu yang harus dilakukan adalah mencegah dan harus paham dulu sumbernya seperti apa dan kenapa.
Penting mengetahui hal tersebut, katanya, agar program yang akan dibuat tetap sasaran.
Dia memberikan contoh jika kita tahu bahwa persoalannya adalah karena lingkungan pergaulan, maka sejak awal sudah antisipasi dengan mengawasi secara ketat bagaimana dan dengan siapa mereka bergaul.
Atau jika pemicunya adalah “broken home” maka ada lembaga yang berperan dan fokus menangani hal tersebut.
Memang benar, kata bijak mengatakan “mencegah lebih baik dari pada mengobati” itu harus jadi mindset yang kuat.
Tokoh Pemuda Sulut Piet H Pusung mengatakan pemerintah dan aparat penegak hukum harus tegas, dimulai dari pelarangan terhadap anak-anak usia remaja yang menggunakan lem atau penyalahgunaan obat medis.
Piet mengatakan sosialisasi pada masyarakat juga harus ditingkatkan, karena banyak masyarakat yang belum memahami tentang bahaya narkoba.
Dan, katanya, meningkatkan kewaspadaan dan keberanian masyarakat untuk melapor bilamana mencurigai atau mengetahui peredaran narkoba di lingkungan sekitar.
Karena, katanya, bahaya narkoba bagi generasi muda sangat besar. Dampak penggunaan narkoba diantara membuat pengguna jadi tidak produktif, dan efek buruk bagi kesehatan akan berlangsung lama.
Sehingga, katanya, jika ada yang sudah terjerumus, proses rehabilitasi korban narkoba, harus didukung penuh oleh semua pihak yang dekat dengan korban, supaya proses rehabilitasi berjalan optimal, dan bisa kembali di masyarakat dengan semangat anti narkoba.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan penyebaran narkoba yang menyasar hingga kalangan pelajar merupakan peringatan keras bahwa Indonesia dalam bahaya besar. Meskipun demikian, di Sulut, kasus narkoba justru semakin menurun. Itu tak terlepas dari peran guru, orang tua dan kesadaran pelajar untuk menjauhi narkoba.
Olly memberikan gambaran, jika pelajar menjauhi narkoba dan pergaulan bebas maka dalam 10 tahun ke depan akan muncul bibit-bibit pemimpin bangsa dari kalangan generasi muda saat ini yang nantinya akan duduk di pemerintahan ataupun swasta.
Olly mengatajan besarnya perhatian pemerintah terhadap para pelajar berprestasi yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia menyebutkan setiap siswa berprestasi memiliki kesempatan untuk memperoleh bantuan biaya pendidikan.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengatakan semua komunitas anti narkoba di Sulut Sulut untuk bekerja bersama BNN memberantas peredaran narkoba hingga Sulut bisa dinyatakan bebas narkoba.
Wagub mengatakan narkoba merupakan kejahatan berat, walaupun sudah ditindak tapi penjahat narkoba tetap melakukan aksinya, dengan motif memperkaya diri dan merusak generasi. Perputaran uang dalam bisnis narkoba di Indonesia mencapai angka triliunan rupiah membuat orang tergiur mendapatkan uang secara gampang.
Untuk itu, katanya, kejahatan ini perlu di basmi serius bersama, dan berharap semua kalangan masyarakat dapat membantu pemerintah dan aparat untuk memberantas narkoba, sehingga Sulut bisa dinyatakan bebas narkoba demi kelangsungan kehidupan generasi yang lebih baik lagi.***3***
Konsepsi kejahatan narkoba bisa dilakukan siapa saja dan menyerang siapa saja, memang dapat dibuktikan dengan fakta yang nyata di tengah kehidupan masyarakat.
Meskipun target peredaran yang utama adalah generasi muda, tetapi saat ini semua lapisan masyarakat, tua-muda, kaya-miskin, pejabat bahkan aparat banyak yang terjerumus dalam neraka obat-obatan terlarang itu.
Presiden Joko Widodo telah menyatakan tidak akan memberi ampun bagi siapa saja yang terlibat dalam peredaran narkoba di Indonesia. Bahkan kejahatan narkoba telah ditetapkan sebagai kejahatan luar biasa.
Tokoh masyarakat dan gereja di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan saat ini ada begitu banyak modus peredaran narkoba dan semakin massif menyasar generasi muda usia produktif.
Hal ini tentu diharapkan peran dari semua pihak karena pengguna narkoba juga dilatarbelakangi oleh banyak faktor, sehingga pemerintah perlu melibatkan sekolah-sekolah dan terus-menerus disampaikan, malah jika perlu harus dimasukan dalam kurikulum dan menjadi mata pelajaran khusus.
Ivanry Matu yang juga sebagai Ketua Biro Pemberdayaan Ekonomi Pucuk Pimpinan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) mengatakan di Sulut ada wale (rumah) narkoba dan museum yang menjadi tempat edukasi bagi anak-anak, disana fasilitas cukup lengkap untuk belajar.
Dan, katanya, seharusnya museum narkoba juga dibangun pemerintah di setiap kota dan abupaten di Sulut.
BNN juga, katanya, harus bekerja profesional dan harus Hadir juga di semua kabupaten dan kota di Sulut.
Peran tokoh agama dan pemuka agama, katanya, juga menjadi sebuah keniscayaan dan ini penting sekali.
Dan, katanya, lingkungan pergaulan juga harus bebas dari komunitas yan negatif, ciptakan pusat kegiatan kreatifitas dan produktif sebagai sarana mengalihkan aktifitas remaja-pemuda yang labil emosinya.
Tapi, katanya, yang lebih penting dari semua itu adalah peran keluarga.
Keluarga berperan sangat besar dalam pembentukan karakter, aturan main sudah harus diterapkan dari rumah, Jika anak bisa didisiplinkan dari rumah, maka pendidikan karakter dan pola pikit anak akan gampang diarahkan.
Ketegasan keluarga dalam bertindak Hikmat harus ada, katanya, tanpa ketegasan agak sulit mengatur anak dan mengatakan bahwa narkoba itu berbahaya.
Apalagi, katanya, anak-anak usia sekolah mereka belum terlalu memikirkan masa depan, jadi jika orang tua memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba untuk masa depan kadang mereka cuek, cara pikir mereka praktis saja.
Disinilah dibutuhkan kepiawaian keluarga dalam mengarahkan anak agar bisa saling memahami antar orang tua dan anak.
Intinya Adalah, berbagai program seperti rehabilitasi dan sebagainya, itu bukanlah solusi yang baik, karena percuma saja jika sudah terlanjur terjerumus akan sulit keluar dari lingkaran setan tersebut.
Karena itu yang harus dilakukan adalah mencegah dan harus paham dulu sumbernya seperti apa dan kenapa.
Penting mengetahui hal tersebut, katanya, agar program yang akan dibuat tetap sasaran.
Dia memberikan contoh jika kita tahu bahwa persoalannya adalah karena lingkungan pergaulan, maka sejak awal sudah antisipasi dengan mengawasi secara ketat bagaimana dan dengan siapa mereka bergaul.
Atau jika pemicunya adalah “broken home” maka ada lembaga yang berperan dan fokus menangani hal tersebut.
Memang benar, kata bijak mengatakan “mencegah lebih baik dari pada mengobati” itu harus jadi mindset yang kuat.
Tokoh Pemuda Sulut Piet H Pusung mengatakan pemerintah dan aparat penegak hukum harus tegas, dimulai dari pelarangan terhadap anak-anak usia remaja yang menggunakan lem atau penyalahgunaan obat medis.
Piet mengatakan sosialisasi pada masyarakat juga harus ditingkatkan, karena banyak masyarakat yang belum memahami tentang bahaya narkoba.
Dan, katanya, meningkatkan kewaspadaan dan keberanian masyarakat untuk melapor bilamana mencurigai atau mengetahui peredaran narkoba di lingkungan sekitar.
Karena, katanya, bahaya narkoba bagi generasi muda sangat besar. Dampak penggunaan narkoba diantara membuat pengguna jadi tidak produktif, dan efek buruk bagi kesehatan akan berlangsung lama.
Sehingga, katanya, jika ada yang sudah terjerumus, proses rehabilitasi korban narkoba, harus didukung penuh oleh semua pihak yang dekat dengan korban, supaya proses rehabilitasi berjalan optimal, dan bisa kembali di masyarakat dengan semangat anti narkoba.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan penyebaran narkoba yang menyasar hingga kalangan pelajar merupakan peringatan keras bahwa Indonesia dalam bahaya besar. Meskipun demikian, di Sulut, kasus narkoba justru semakin menurun. Itu tak terlepas dari peran guru, orang tua dan kesadaran pelajar untuk menjauhi narkoba.
Olly memberikan gambaran, jika pelajar menjauhi narkoba dan pergaulan bebas maka dalam 10 tahun ke depan akan muncul bibit-bibit pemimpin bangsa dari kalangan generasi muda saat ini yang nantinya akan duduk di pemerintahan ataupun swasta.
Olly mengatajan besarnya perhatian pemerintah terhadap para pelajar berprestasi yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia menyebutkan setiap siswa berprestasi memiliki kesempatan untuk memperoleh bantuan biaya pendidikan.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengatakan semua komunitas anti narkoba di Sulut Sulut untuk bekerja bersama BNN memberantas peredaran narkoba hingga Sulut bisa dinyatakan bebas narkoba.
Wagub mengatakan narkoba merupakan kejahatan berat, walaupun sudah ditindak tapi penjahat narkoba tetap melakukan aksinya, dengan motif memperkaya diri dan merusak generasi. Perputaran uang dalam bisnis narkoba di Indonesia mencapai angka triliunan rupiah membuat orang tergiur mendapatkan uang secara gampang.
Untuk itu, katanya, kejahatan ini perlu di basmi serius bersama, dan berharap semua kalangan masyarakat dapat membantu pemerintah dan aparat untuk memberantas narkoba, sehingga Sulut bisa dinyatakan bebas narkoba demi kelangsungan kehidupan generasi yang lebih baik lagi.***3***