Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) segera menelusuri dugaan kontaminasi radioaktif pada produk pangan asal Indonesia termasuk cengkih yang diekspor ke Amerika Serikat (AS).
“Belum, kami belum dengar (temuan tersebut) dan mohon kami diinformasikan, nanti kami telusuri,” ungkap Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Selasa.
Mengenai pengawasan Kemenperin, Febri mengatakan, pihaknya berupaya mendapatkan informasi lebih detil mulai dari seperti apa bentuk kontaminasi, hingga bagaimana hal itu bisa terjadi.
“Nanti setelah ditelusuri akan kelihatan seperti apa, di mana kejadiannya, dalam wadah seperti apa, dan siapa yang membuat ada barang radioaktif di situ,” ujar dia.
Selain itu, Febri juga mengatakan bakal berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) untuk mencari penyebab dan informasi lebih jauh.
“Kita belum tahu, tapi nanti kan ada tim ya, terutama dari Bapeten, ya,” kata dia.
Adapun kabar mengenai hal ini muncul setelah Badan Pengawas Makanan dan Obat AS (FDA) yang menemukan dugaan kontaminasi radioaktif cesium-137 pada produk pangan asal Indonesia yaitu udang dan cengkih.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan pada siang ini, mengatakan pemerintah melllakukan investigasi lebih lanjut terkait dugaan ini. “Kita lihat nanti,” ujarnya.
Sementara, Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Kemenko Pangan Bara Hasibuan mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan dari mana kontaminasi terhadap cengkih itu berasal.
“Sudah beberapa hari kita dapat laporan dari AS, ternyata produk cloves, cengkih, itu juga ternyata terkontaminasi. Tapi ini baru lapor, baru kita terima (laporannya),” kata Bara.
“Jadi kita masih akan melakukan investigasi. Makanya kita trace (telusuri) dulu dari mana sumbernya,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, pemerintah juga terus memberikan informasi secara berkala kepada pihak-pihak terkait mengenai perkembangan kasus produk pangan Indonesia yang terpapar zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) ini, termasuk kepada mitra internasional seperti pemerintah AS dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

