Manado (ANTARA) - Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) menjaga semangat para atlet dan pelatih di Indonesia jangan sampai ada perpecahan.
"Dampak dari perpecahan ini sangat merugikan, terutama bagi para atlet dan pelatih," kata Wakil Ketua Umum PP Pertina Ivanhoe Semen, melalui melalui keterangan tertulis kepada ANTARA, Jumat.
Dia mengatakan mereka yang telah berjuang dan melatih atlet dari nol kini harus melihat hasil jerih payah mereka diklaim oleh pihak lain yang tidak memiliki kontribusi.
Menyikapi situasi ini, para pengurus dan pecinta tinju yang loyal kepada PP Pertina yang diketuai Hillary Brigitta Lasut, menyerukan perlawanan. Mereka yakin Presiden Prabowo Subianto akan mendukung langkah ini sejalan dengan komitmennya untuk melakukan evaluasi total di dunia olahraga Indonesia.
"Kita tidak mau sejarah panjang Pertina hilang dan ditenggelamkan oleh para pembegal," kata Ivanhoe Semen.
PP Pertina organisasi yang sudah lama berdiri sejak 1959, kini menghadapi tantangan berat dengan munculnya organisasi baru yang tidak diakui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan tiba-tiba direkomendasikan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) jadi Federasi Nasional.
Perpecahan ini memicu tuduhan adanya konspirasi yang dilakukan oleh oknum-oknum, yang menurut Pertina, mengorbankan prestasi atlet demi kepentingan pribadi.
"Saya yakin Menpora yang baru Bapak Erick Thohir akan dengan bijak melihat persoalan ini dan segera mengambil keputusan yang tegas terhadap pembelahan yang terjadi. Jangan sampai wajah olahraga tinju tanah air rusak oleh perbuatan oknum-oknum tertentu,” tutup Ivanhoe Semen.
Pertina juga memberikan apresiasi kepada Menpora Erick Thohir atas pencabutan Permenpora no 14 tahun 2025 tentang Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga Lingkup Olahraga Prestasi. Mereka meminta Menpora untuk segera turun tangan menyelesaikan persoalan organisasi tinju baru ini yang telah menimbulkan polemik dan kebingungan.

