Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat sebanyak 649 gempa vulkanik dangkal Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara periode 3-15 September 2025.
"Terekam juga sebanyak 173 kali gempa embusan, satu kali tremor non harmonik, tujuh kali gempa tornillo, 66 kali gempa vulkanik dalam, dan 59 kali gempa tektonik jauh serta lima kali tremor menerus," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A.N dalam laporan yang dibagikan dalam grup percakapan 'BMKG dan Stakeholders' di Manado, Jumat.
Berdasarkan hasil pengamatan visual aktivitas Gunung Lokon, teramati embusan asap berwarna putih tipis dengan tinggi maksimum sekitar 150 meter di atas kawah, pada malam hari teramati adanya titik api di dasar kawah.
Kegempaan Gunung Lokon didominasi oleh gempa vulkanik dangkal (VB), dilihat dari data rekaman kegempaan cenderung adanya peningkatan yang signifikan sejak 2 September 2025.
Mulai terekam adanya gempa vulkanik dangkal dengan jumlah sebanyak 143 kejadian per hari, dari data tersebut jelas bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di bagian permukaan.
Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah kemungkinan terjadinya gas beracun yang sewaktu-waktu dapat keluar dari kawah.
Berpotensi juga terjadinya erupsi freatik (erupsi yang diakibatkan kontak uap panas magma dengan air hidrotermal) secara tiba tiba.
Masyarakat yang berada di sekitar alur sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon diharapkan mewaspadai terjadinya lahar pada musim penghujan atau terjadinya hujan deras di puncak dengan durasi lama.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 15 September 2025 maka tingkat aktivitas Gunung Lokon berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini," kata Muhammad Wafid A.N.

