Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memberikan bantuan pertanian modern guna mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Kepulauan Talaud yang menjadi wilayah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Upaya menjaga ketahanan pangan komoditas pangan strategis dilakukan BI Sulut hingga ke Kepulauan Talaud," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Andry Prasmuko, di Manado, Minggu.
Pertanian modern ini diberikan kepada sejumlah kelompok tani di Dusun I, Desa Essang Selatan, Kecamatan Essang, Kabupaten Kepulauan Talaud.
Kali ini, katanya, mulai dilakukan panen komoditas cabai rawit dan penyerahan program bantuan 'smart green house' dan sumur bor kepada Kelompok Tani (Poktan) Rajawali.
Andry Prasmuko menjelaskan Poktan Rajawali merupakan binaan BI alumni Program Petani Unggulan Sulut (Patua) tahun 2020.
"Kami menilai bahwa Poktan Rajawali memiliki potensi besar karena iya merupakan satu-satunya suplai bibit cabai di Kepulauan Talaud dan beberapa kali menjadi mitra Distan untuk penyediaan bibit cabai rawit lokal," katanya.
Ia mengatakan, bagusnya lagi saat ini poktan Rajawali juga sudah membina poktan-poktan lain.
"Pemberian smart green house dan sumur bor di tahun 2025 ini kami pandang sangat cocok diberikan untuk memperkuat peran Poktan Rajawali dalam penyediaan bibit cabai berkualitas kepada petani di Talaud," katanya.
Kendala pengairan di lahan juga semoga dapat teratasi dengan diberikannya sumur bor yang selama ini diharapkan oleh Poktan.
"Kami rasa, apabila lahan-lahan perkebunan di Talaud dapat dioptimalkan dengan baik untuk produk hortikultura seperti cabai maka ekonomi masyarakat bisa lebih meningkat. Hal ini sekaligus bisa juga untuk meredam inflasi di Talaud,” jelas Andry.
Kelompok Tani Rajawali sebagai alumni program 'Patua' tahun 2020 adalah petani binaan BI yang memiliki kinerja cukup baik.
Poktan Rajawali memiliki total luas lahan 5,5 Ha dengan jumlah anggota 10 orang.
Saat ini terdapat 1 ha lahan yang ditanami sekitar 12.000 pohon cabai rawit dan telah memasuki masa panen dengan hasil produksi mencapai 140-160 kg per minggunya.