Jakarta (ANTARA) - Bukan BTS yang dibaca menurut penyebutan dalam Bahasa Inggris sehingga menjadi bi ti es, tetapi Bangtan Sonyeondan atau Bangtan Boys, demikianlah grup idola K-pop beranggotakan Kim Nam-joon, Kim Seok-jin, Min Yoon-gi, Jung Ho-seok, Park Ji-min, Kim Tae-hyung dan and Jeong Jung-kook lebih banyak dipanggil pada masa-masa awal debut mereka tahun 2013.
Bangtan Sonyeondan atau Bulletproof Boy Scouts bisa diartikan sebagai laki-laki yang kebal peluru. Nama "Bangtan" pun diucapkan para personel grup kala menyatukan satu tangan bersama jelang tampil di acara-acara musik.
Dulu saat awal debut, BTS begitu lekat dengan penampilan fisik bergaya hip hop seperti celana pendek longgar, kalung rantai emas dan bandana. Mereka juga pernah tampil bergaya punk dengan jaket, celana kulit, kaos dan sepatu kets.
Penampilan mereka kala itu menegaskan posisi sebagai grup hip hop, seperti pernah diungkapkan pemimpin Kim Nam-joon yang sebelumnya memiliki nama panggung Rap Monster lalu kini menjadi RM.
Inilah yang antara lain dihadirkan dalam "BTS Monuments: Beyond The Star", sebuah dokumenter baru grup yang dirilis akhir tahun lalu.
Kilas balik tentang perjalanan karier BTS menjadi sorotan di sini. Sebagian besar video di dua episode awal yakni "The Beginning" dan "Adolescence" mungkin terasa tak asing bagi kebanyakan penggemar BTS atau disapa ARMY termasuk yang sudah menonton konten program Bangtan Bombs serta dokumenter BTS sebelumnya antara lain "Burn The Stage", "Bring The Soul" dan "Break The Silence".
Namun, teruntuk mereka yang menggemari BTS sejak awal debut grup, mungkin bisa menjadikan dokumenter ini sebagai ajang mengingat perjalanan karir grup sejak era "No More Dream".
Sementara bagi yang baru saja menyukai para pelantun "Blood Sweat & Tears" itu, dokumenter dengan delapan episode ini dapat menjadi semacam panduan untuk mengenal BTS.
Episode-episode dokumenter dibuat relatif runut sesuai kronologi perjalanan karier grup. Penonton diajak menyaksikan perjalanan karier mereka, selapis demi selapis, diselipi curahan hati para personel tentang suka dan duka mereka, momen di balik layar yang belum pernah dilihat sebelumnya serta pencapaian penting grup salah satunya saat memenangkan penghargaan musik untuk pertama kalinya.
Di sisi lain, kekecewaan personel grup tak bisa memboyong penghargaan di acara musik ketika comeback serta ucapan jujur soal eksistensi grup di masa depan turut dihadirkan.
Penonton juga dibawa menyelami momen-momen pribadi dari masa lalu personel BTS, perasaan mereka saat pertama kali bertemu, perpanjangan kontrak awal mereka, pesta ulang tahun kejutan j-hope dan upacara kelulusan SMA Jungkook.
Curahan hati BTS selama pandemi COVID-19 menjadi bagian yang turut dihadirkan, hal yang sebenarnya mereka pikirkan dan lakukan kala itu.
Hal lainnya yang juga dikisahkan dalam dokumenter yakni momen-momen menyenangkan sekaligus mendebarkan kala menjadi bintang di daratan Amerika dan berbicara di PBB. RM punya pandangan khusus mengenai grupnya kala menapaki kancah musik luar negeri.
Salah satu satu personel grup bercerita tentang dirinya yang sebenarnya tak menyukai sorotan kamera. Di sisi lain ada pengakuan tentang belum siapnya BTS dengan sorotan publik global.
Wawancara dengan sosok yang punya andil bagi karier grup, produser musik sekaligus pendiri dari Big Hit Music Bang Si-hyuk serta penulis "BEYOND THE STORY: 10-YEAR RECORD OF BTS" Kang Myeongseok juga disematkan dalam dokumenter. Mereka bercerita tentang cara BTS berkembang, persiapan debut, pendapat pribadi tentang karakter masing-masing personel dan lainnya.
Hadirnya dokumenter ini, mungkin bisa mengisi kehampaan sepeninggal ketujuh personel grup yang menjalani wajib militer hingga tahun depan. Mari menyusuri jalan kenangan dan mengingat BTS melalui ingatan mereka. Setelahnya, menonton kembali video-video musik lama grup dan konten-konten mereka seperti pun dapat menjadi pilihan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: "BTS Monuments: Beyond The Star", sebuah awal Bangtan Sonyeondan