New York (ANTARA) - Harga minyak sedikit lebih rendah setelah perdagangan berombak pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), didukung oleh Arab Saudi yang menaikkan harga minyak mentah Juli tetapi di tengah keraguan bahwa target produksi yang lebih tinggi untuk produsen minyak OPEC+ akan mengurangi pasokan yang ketat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun tipis 21 sen atau 0,2 persen, menjadi menetap di 119,51 dolar AS per barel setelah menyentuh tertinggi intraday 121,95 dolar AS.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli merosot 37 sen atau 0,3 persen, menjadi ditutup di 118,50 dolar AS per barel setelah mencapai level tertinggi tiga bulan di 120,99 dolar AS. WTI turun satu dolar AS di awal sesi.
Arab Saudi menaikkan harga jual resmi (OSP-official selling price) Juli untuk minyak mentah Arab Light andalannya ke Asia sebesar 2,10 dolar AS dari Juni menjadi premium 6,50 dolar AS terhadap rata-rata kotrak acuan Oman dan Dubai, tidak jauh dari puncak sepanjang masa yang tercatat pada Mei ketika harga mencapai tertinggi karena kekhawatiran gangguan pasokan dari Rusia.
Kenaikan harga mengikuti keputusan minggu lalu oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu, bersama-sama disebut OPEC+, untuk meningkatkan produksi pada Juli dan Agustus sebesar 648.000 barel per hari, atau 50 persen lebih dari yang direncanakan sebelumnya, meskipun kendala dalam kapasitas penyulingan global telah menjaga harga tetap tinggi.
"Masukan minyak mentah ke kilang-kilang AS telah berkurang sekitar 6,0 persen dari periode sama empat tahun lalu dengan pengurangan ini terkait dengan kebutuhan akan penutup minyak mentah yang lebih sedikit sambil berkontribusi pada ketatnya pasar bensin dan solar," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Target yang meningkat tersebar di semua anggota OPEC+, banyak di antaranya memiliki sedikit ruang untuk meningkatkan produksi dan termasuk Rusia, yang menghadapi sanksi Barat setelah invasi ke Ukraina pada Februari.
"Dengan hanya segelintir ... peserta OPEC+ dengan kapasitas cadangan, kami memperkirakan peningkatan produksi OPEC+ menjadi sekitar 160.000 barel per hari pada Juli dan 170.000 barel per hari pada Agustus," kata analis JP Morgan dalam sebuah catatan.
Pada Senin (6/6/2022), Citibank dan Barclays menaikkan perkiraan harga mereka untuk 2022 dan 2023, dengan mengatakan mereka memperkirakan produksi dan ekspor Rusia turun sekitar 1 juta hingga 1,5 juta barel per hari pada akhir 2022.
Secara terpisah, Eni Italia dan Repsol Spanyol dapat mulai mengirimkan volume kecil minyak Venezuela ke Eropa segera bulan depan, lima orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.
Berita Terkait
Kemenkumham Sulut: Penghormatan terhadap HAM di dunia usaha keharusan
Rabu, 27 November 2024 5:53 Wib
Dino Patti Djalal sebut kunjungan Prabowo di luar negeri sinyal Indonesia jadi pemain dunia
Selasa, 26 November 2024 22:13 Wib
Putrinya ikut geluti dunia musik, Duta Sheila on 7 akui sempat cemas
Senin, 25 November 2024 17:46 Wib
Klasemen sementara kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia
Rabu, 20 November 2024 20:20 Wib
Laga Brasil kontra Uruguay berakhir imbang 1-1
Rabu, 20 November 2024 11:24 Wib
Erick Thohir sumringah dengan kemenangan Indonesia atas Arab Saudi
Rabu, 20 November 2024 3:58 Wib
Kalahkan Arab Saudi karena strategi pelatih Shin pasang lima gelandang
Rabu, 20 November 2024 3:57 Wib
Prabowo akrab bersama sejumlah pemimpin dunia di sela-sela KTT G20
Selasa, 19 November 2024 19:50 Wib