Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengingatkan seluruh panglima komando utama (Pangkotama) memperhatikan kondisi para prajurit TNI AD.
"Saya tidak ingin prajurit saya menderita. Saya tidak ingin prajurit saya mengalami kesulitan," kata Dudung di Mabesad, Jakarta, Rabu.
Dudung juga memerintahkan seluruh jajarannya untuk mengecek apabila ada prajurit atau anggota keluarganya menderita sakit dan kesulitan berobat. TNI AD harus mengambil tindakan tepat dalam rangka membantu prajurit yang kesulitan, tegasnya.
"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran, coba dicek. Jangan sampai ada anak buah yang sakit bertahun tidak ada solusinya. Ini harus ditemukan dan kita harus bisa berbuat," katanya.
Mantan Pangkostrad itu meminta seluruh panglima kodam (pangdam) mengecek kondisi seluruh prajurit. Dia mengimbau prajurit yang bertugas di lokasi cukup jauh untuk segera melapor jika ada kesusahan.
"Pangdam, saya minta cari kasus seperti ini. Saya menginginkan seluruh prajurit Angkatan Darat jangan sampai menderita, yang sakit, yang apa pun, cari. Apalagi yang jauh di sana. Jangan sampai prajurit kesulitan, menderita," katanya.
Selain memperhatikan kondisi prajurit TNI AD, Dudung juga meminta seluruh jajarannya peka terhadap kesulitan yang menimpa masyarakat.
Terkait perbaikan kondisi prajurit TNI AD, Dudung merasa terharu dengan keberhasilan operasi pemisahan anak kembar siam, Joana dan Jovalin, yang merupakan anak dari Serda Fredrik Lumowa, personel Kodim 1302/Minahasa.
"Saya sangat terharu bahwa dua tahun lebih anak buah saya menghadapi situasi seperti itu dan akhirnya terkabulkan karena pertolongan Tuhan melalui Panglima Kodam XIII/Merdeka (Mayor Jenderal TNI Alfred Denny Tuejeh), kepala rumah sakit," katanya.
Joana dan Jovalin merupakan anak Lumowa dan istrinya, Marcela Sumakul. Dudung mengatakan keberhasilan operasi pemisahan kembar siam anak prajurit TNI AD itu menjadi momen paling bahagia dalam hidupnya.
"Mungkin hari ini dalam hidup ini adalah yang paling bahagia," ujarnya.
"Saya tidak ingin prajurit saya menderita. Saya tidak ingin prajurit saya mengalami kesulitan," kata Dudung di Mabesad, Jakarta, Rabu.
Dudung juga memerintahkan seluruh jajarannya untuk mengecek apabila ada prajurit atau anggota keluarganya menderita sakit dan kesulitan berobat. TNI AD harus mengambil tindakan tepat dalam rangka membantu prajurit yang kesulitan, tegasnya.
"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran, coba dicek. Jangan sampai ada anak buah yang sakit bertahun tidak ada solusinya. Ini harus ditemukan dan kita harus bisa berbuat," katanya.
Mantan Pangkostrad itu meminta seluruh panglima kodam (pangdam) mengecek kondisi seluruh prajurit. Dia mengimbau prajurit yang bertugas di lokasi cukup jauh untuk segera melapor jika ada kesusahan.
"Pangdam, saya minta cari kasus seperti ini. Saya menginginkan seluruh prajurit Angkatan Darat jangan sampai menderita, yang sakit, yang apa pun, cari. Apalagi yang jauh di sana. Jangan sampai prajurit kesulitan, menderita," katanya.
Selain memperhatikan kondisi prajurit TNI AD, Dudung juga meminta seluruh jajarannya peka terhadap kesulitan yang menimpa masyarakat.
Terkait perbaikan kondisi prajurit TNI AD, Dudung merasa terharu dengan keberhasilan operasi pemisahan anak kembar siam, Joana dan Jovalin, yang merupakan anak dari Serda Fredrik Lumowa, personel Kodim 1302/Minahasa.
"Saya sangat terharu bahwa dua tahun lebih anak buah saya menghadapi situasi seperti itu dan akhirnya terkabulkan karena pertolongan Tuhan melalui Panglima Kodam XIII/Merdeka (Mayor Jenderal TNI Alfred Denny Tuejeh), kepala rumah sakit," katanya.
Joana dan Jovalin merupakan anak Lumowa dan istrinya, Marcela Sumakul. Dudung mengatakan keberhasilan operasi pemisahan kembar siam anak prajurit TNI AD itu menjadi momen paling bahagia dalam hidupnya.
"Mungkin hari ini dalam hidup ini adalah yang paling bahagia," ujarnya.