Peserta Atlet renang puji fasilitas Arena Akuatik yang ramah disabilitas
Manado (ANTARA) - Peserta cabang renang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI memuji lokasi lomba di Arena Akuatik Kampung Harapan yang memiliki fasilitas ramah disabilitas.
Sebagai venue berstandar internasional, Arena Akuatik Kampung Harapan di Kabupaten Jayapura memang dirancang dengan memperhatikan segala aspek, seperti tersedianya toilet bagi pengguna kursi roda dan lainnya.
"Arena Akuatik sangat bagus. Fasilitasnya juga ramah disabilitas. Kamar ganti juga dan semuanya membuat kami nyaman," kata Gerry Pahker dari Riau kepada ANTARA, Kamis.
Hal senada diungkapkan perenang Jawa Tengah Siti Alfiah. "Sangat bagus dan ada fasilitas untuk disabilitas," kata Siti Alfiah.
Sebelumnya Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan desain venue renang sudah ramah disabilitas. "Sehingga usai Pekan Olahraga Nasional (PON) juga bisa difungsikan sama persis untuk Peparnas Papua," kata Amali.
Arena Akuatik Kampung Harapan memiliki luas bangunan 17.783 meter persegi dengan luas lahan 3 hektar, dilengkapi fasilitas untuk pertandingan, pemanasan, dan diving.
Arena ini dibangun sejak Desember 2018 dan rampung Agustus 2020 dengan biaya Rp401 miliar serta telah bersertifikat Federasi Renang Internasional (FINA).
Selain itu, Arena Akuatik Kampung Harapan juga telah memiliki berbagai fasilitas penunjang baru untuk mendukung Peparnas Papua seperti alat untuk menopang atlet dan lampu start untuk atlet yang mengalami hambatan pendengaran.
Technical Delegate (TD) cabang olahraga renang Peparnas Papua, Dimin, menyatakan fasilitas penunjang ini bakal memudahkan atlet saat melakoni lomba, seperti tiga unit alat bantu untuk menopang atlet yang mengalami hambatan fisik saat memasuki kolam renang dan merupakan yang pertama digunakan di Indonesia.
"Jadi nanti atlet mudah untuk lebih nyaman untuk masuk ke kolam renang. Sebelumnya atlet harus dibopong sekarang sudah ada alat bantu tersebut," kata Dimin.
Selain itu, ada fasilitas penunjang seperti lampu tanda start yang digunakan ketika atlet berketerbasan pendengaran bisa berlomba.
Dimin mengatakan sebelumnya perlombaan renang untuk atlet disabilitas menggunakan bendera sebagai tanda, namun kini lebih modern dan pastinya lebih memudahkan saat lomba.
"Lampu tersebut nanti bakal menyala sesuai dengan tanda seperti tanda atlet harus bersiap, kapan harus start dan lainnya," kata Dimin.
Sebagai venue berstandar internasional, Arena Akuatik Kampung Harapan di Kabupaten Jayapura memang dirancang dengan memperhatikan segala aspek, seperti tersedianya toilet bagi pengguna kursi roda dan lainnya.
"Arena Akuatik sangat bagus. Fasilitasnya juga ramah disabilitas. Kamar ganti juga dan semuanya membuat kami nyaman," kata Gerry Pahker dari Riau kepada ANTARA, Kamis.
Hal senada diungkapkan perenang Jawa Tengah Siti Alfiah. "Sangat bagus dan ada fasilitas untuk disabilitas," kata Siti Alfiah.
Sebelumnya Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan desain venue renang sudah ramah disabilitas. "Sehingga usai Pekan Olahraga Nasional (PON) juga bisa difungsikan sama persis untuk Peparnas Papua," kata Amali.
Arena Akuatik Kampung Harapan memiliki luas bangunan 17.783 meter persegi dengan luas lahan 3 hektar, dilengkapi fasilitas untuk pertandingan, pemanasan, dan diving.
Arena ini dibangun sejak Desember 2018 dan rampung Agustus 2020 dengan biaya Rp401 miliar serta telah bersertifikat Federasi Renang Internasional (FINA).
Selain itu, Arena Akuatik Kampung Harapan juga telah memiliki berbagai fasilitas penunjang baru untuk mendukung Peparnas Papua seperti alat untuk menopang atlet dan lampu start untuk atlet yang mengalami hambatan pendengaran.
Technical Delegate (TD) cabang olahraga renang Peparnas Papua, Dimin, menyatakan fasilitas penunjang ini bakal memudahkan atlet saat melakoni lomba, seperti tiga unit alat bantu untuk menopang atlet yang mengalami hambatan fisik saat memasuki kolam renang dan merupakan yang pertama digunakan di Indonesia.
"Jadi nanti atlet mudah untuk lebih nyaman untuk masuk ke kolam renang. Sebelumnya atlet harus dibopong sekarang sudah ada alat bantu tersebut," kata Dimin.
Selain itu, ada fasilitas penunjang seperti lampu tanda start yang digunakan ketika atlet berketerbasan pendengaran bisa berlomba.
Dimin mengatakan sebelumnya perlombaan renang untuk atlet disabilitas menggunakan bendera sebagai tanda, namun kini lebih modern dan pastinya lebih memudahkan saat lomba.
"Lampu tersebut nanti bakal menyala sesuai dengan tanda seperti tanda atlet harus bersiap, kapan harus start dan lainnya," kata Dimin.