Manado (ANTARA) - Pemerintah China mengatakan pada Selasa bahwa Presiden Xi Jinping tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato lewat video pada konferensi iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia dan harus mengirimkan pidato tertulis.
"Setahu saya, penyelenggara konferensi tidak memberikan metode tautan video," kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin kepada wartawan.
Xi tidak menghadiri langsung pertemuan PBB itu. Dia menyampaikan pernyataan tertulis pada pembukaan sesi tingkat tinggi kepala negara dan pemerintahan pada Senin.
Dalam pernyataannya, Xi tidak menawarkan komitmen iklim China yang baru. Dia mendesak negara-negara untuk menepati janji mereka dan memperkuat sikap saling percaya dan kerja sama.
COP26 digelar dengan tujuan untuk mengamankan target emisi karbon nol bersih dan menjaga batas kenaikan suhu 1,5 derajat Celcius dalam Perjanjian Paris tetap tercapai untuk mengurangi dampak pemanasan global.
Para pengamat iklim khawatir ketidakhadiran Xi secara fisik di Glasgow menandakan bahwa China tidak siap menawarkan konsesi baru dalam konferensi.
Namun Beijing sebelumnya mengatakan mereka telah membuat sejumlah janji besar tahun lalu.
Janji-janji itu di antaranya adalah mencapai nol bersih pada 2060, menambah kapasitas tenaga surya dan angin hingga 1.200 gigawatt pada 2030, dan membatasi penggunaan batu bara mulai 2026.
Hubungan diplomatik yang goyah antara China dan Amerika Serikat --dua pembuang emisi karbon terbesar di dunia-- telah menjadi batu sandungan dalam konferensi iklim saat ini.
Beijing telah menolak upaya Washington untuk memisahkan isu iklim dari konflik yang lebih luas di antara kedua pihak.
Diplomat senior China Wang Yi mengatakan pada utusan AS John Kerry pada September bahwa masih ada "gurun" yang mengancam "oase" kerja sama iklim.
Salah satu poin khusus yang dipermasalahkan China adalah penerapan sanksi AS terhadap perusahaan-perusahaan China, termasuk pemasok peralatan tenaga surya, yang dikaitkan dengan persoalan di Xinjiang.
China menolak klaim Barat tentang adanya pelanggaran hak asasi manusia di wilayah barat lautnya itu.
"Anda tak bisa meminta China memangkas produksi batu bara di satu sisi, sementara di saat yang sama menerapkan sanksi pada sektor usaha fotovoltaik China," kata jubir Wang, Selasa.
Fotovoltaik adalah konversi cahaya menjadi listrik dengan menggunakan semikonduktor atau sel surya.
Harian Global Times --bagian dari People's Daily milik Partai Komunis China-- mengatakan dalam tajuk rencana pada Senin bahwa AS seharusnya tidak berharap bisa mempengaruhi Beijing dalam isu iklim, sambil menyerang dengan isu HAM dan lainnya.
Sikap Washington terhadap China telah membuat "kemustahilan bagi China untuk melihat potensi negosiasi yang adil di tengah ketegangan", kata surat kabar itu.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Presiden Xi Jinping tegaskan Taiwan adalah bagian China
Selasa, 1 Oktober 2024 8:51 Wib
Presiden Jokowi singgung "Tukang Kayu" dan Putusan MK di acara Golkar
Kamis, 22 Agustus 2024 6:18 Wib
Bertemu Presiden China, Prabowo tegaskan China mitra kunci RI jaga stabilitas
Selasa, 2 April 2024 5:44 Wib
Presiden China harap Prabowo wujudkan kerja sama komunitas bersama
Sabtu, 23 Maret 2024 7:10 Wib
Pemberian PMN Nontunai ke RNI Rp2,565 triliun disetujui DPR
Selasa, 19 September 2023 17:02 Wib
Delapan kesepakatan hasil pertemuan Presiden Jokowi dan Xi Jinping
Jumat, 28 Juli 2023 6:53 Wib
DPR setuju Perry Warjiyo kembali jabat Gubernur BI
Senin, 20 Maret 2023 16:59 Wib
Paris Saint-Germain kalahkan Riyadh XI 5-4
Jumat, 20 Januari 2023 6:36 Wib