Manado (ANTARA) - DPRD Manado mendesak pemerintah segera mendirikan rumah sakit darurat COVID-19 untuk melayani para pasien yang positif terpapar virus maupun yang masih dalam pengawasan.
Desakan tersebut disampaikan Komisi IV DPRD Manado, yang dipimpin Lily Walanda bersama Wakil Ketua, Yanthie Kumendong dan anggota Fransisca Kolanus, Sonny Lela dan Bambang Hermawan, dalam pertemuan dengan Kepala Dinas Kesehatan Manado dr. Ivan Marthen, Kamis sore, saat membicarakan langkah-langkah, yang diambil Dinkes selama masa pandemi COVID 19 ini.
"Keberadaan rumah sakit darurat COVID 19 mendesak diadakan, sebab jika nanti awal bulan laboratorium khusus virus tersebut, ada kemungkinan terjadi pertambahan jumlah pasien positif meskipun tanpa gejala," kata Ketua Komisi IV DPRD Manado, Lily Walanda, di Manado.
Apalagi, kata Lily Walanda, rumah sakit yang khusus merawat pasien COVID - 19 baru ada dua, yakni RSUD Kandou dan RSAD Mongisidi di Manado, dan itu belum memadai.
"Jadi Manado perlu ada rumah sakit khusus untuk merawat para pasien baik yang sudah positif COVID-19, maupun dalam pengawasan termasuk para orang tanpa gejala atau OTG," katanya.
Pemerintah pusat melalui kementerian keuangan, katanya, menyiapkan anggaran untuk perawatan pasien COVID-19 sehingga, Manado bisa juga mengadakannya, karena gedung sudah ada dan bisa diselesaikan dalam waktu singkat..
Bahkan menurutnya pemkot bisa menggunakan gedung-gedung milik pemerintah atau mengalihfungsikan untuk sementara, sebagai RS darurat khusus COVID-19, sehingga tidak akan meresahkan masyarakat dan bisa direnovasi secepatnya, contohnya BLK dan rumah susun milik pemerintah.
Menanggapi desakan DPRD Manado itu, Kepala Dinas kesehatan, dr. Ivan Marthen, mengatakan akan menyampaikan hal itu kepada wali kota dan wakil wali kota dan Sekda sebagai atasannya.
"Semoga desakan dan usulan dari wakil rakyat ini bisa ditanggapi secepatnya sehingga para pasien bisa terurus," katanya.
Desakan tersebut disampaikan Komisi IV DPRD Manado, yang dipimpin Lily Walanda bersama Wakil Ketua, Yanthie Kumendong dan anggota Fransisca Kolanus, Sonny Lela dan Bambang Hermawan, dalam pertemuan dengan Kepala Dinas Kesehatan Manado dr. Ivan Marthen, Kamis sore, saat membicarakan langkah-langkah, yang diambil Dinkes selama masa pandemi COVID 19 ini.
"Keberadaan rumah sakit darurat COVID 19 mendesak diadakan, sebab jika nanti awal bulan laboratorium khusus virus tersebut, ada kemungkinan terjadi pertambahan jumlah pasien positif meskipun tanpa gejala," kata Ketua Komisi IV DPRD Manado, Lily Walanda, di Manado.
Apalagi, kata Lily Walanda, rumah sakit yang khusus merawat pasien COVID - 19 baru ada dua, yakni RSUD Kandou dan RSAD Mongisidi di Manado, dan itu belum memadai.
"Jadi Manado perlu ada rumah sakit khusus untuk merawat para pasien baik yang sudah positif COVID-19, maupun dalam pengawasan termasuk para orang tanpa gejala atau OTG," katanya.
Pemerintah pusat melalui kementerian keuangan, katanya, menyiapkan anggaran untuk perawatan pasien COVID-19 sehingga, Manado bisa juga mengadakannya, karena gedung sudah ada dan bisa diselesaikan dalam waktu singkat..
Bahkan menurutnya pemkot bisa menggunakan gedung-gedung milik pemerintah atau mengalihfungsikan untuk sementara, sebagai RS darurat khusus COVID-19, sehingga tidak akan meresahkan masyarakat dan bisa direnovasi secepatnya, contohnya BLK dan rumah susun milik pemerintah.
Menanggapi desakan DPRD Manado itu, Kepala Dinas kesehatan, dr. Ivan Marthen, mengatakan akan menyampaikan hal itu kepada wali kota dan wakil wali kota dan Sekda sebagai atasannya.
"Semoga desakan dan usulan dari wakil rakyat ini bisa ditanggapi secepatnya sehingga para pasien bisa terurus," katanya.