Manado (ANTARA) - Pimpinan DPRD Manado mempertanyakan langkah pemerintah kota (Pemkot) melalui dinas pendidikan,  yang menghilangkan dan mengganti data puluhan tenaga pendidik yang telah mengabdi lebih dari lima tahun di Kota Manado. 

"Yang harus kami pertanyakan kepada pemerintah, kenapa memutuskan secara sepihak  menghilangkan data para tenaga pendidik yang telah mengabdi lama dan menggantinya dengan yang baru mengabdi, padahal para tenaga pendidik  telah mengabdi lama dan merupakan tenaga teknis tertentu sangat dibutuhkan di Manado," kata Wakil Ketua I DPRD Manado, dr. Richard Sualang di Manado. 

Ichad  sapaan akrabnya mengatakan, memang merupakan hak Pemkot untuk memberhentikan para tenaga kontrak atau honorer khusus tenaga pendidikan karena mereka dibayar dan dikontrak oleh Pemkot. 

Tetapi dia mengatakan, hal tersebut sangat tidak pantas dilakukan karena selain tenaga teknis tertentu para guru itu juga telah mengabdi di atas 5 tahun dan telah memenuhi berbagai persyaratan bahkan telah terdata sampai di Kementerian. 
  Para guru yang membawa aspirasi ke DPRD Manado. (Jo) (1) Karena itu dia menegaskan hal tersebut akan dipertanyakan langsung kepada walikota dan wakil serta Dinas Pendidikan, nanti dalam rapat paripurna yang akan digelar DPRD supaya ada kejelasan. 

"Yang harus diingat karena dirinya sudah mengabdi selama dalam kurun waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun sampai belasan tahun seharusnya diberikan penghargaan yang seimbang dan sepantasnya karena mereka mengabdi di saat orang lain tidak ingin melakukan tugas dengan imbalan yang sangat rendah," katanya. 

Sebelumnya, puluhan tenaga pendidik yang mengajar di sekolah dasar maupun SMP di Kota Manado yang belum berstatus pegawai negeri sipil, membawa aspirasi ke DPRD, karena nama mereka mendadak hilang dari daftar penerima insentif yang akan diberikan oleh Pemkot. 

Para guru tersebut diterima oleh komisi D, yang dipimpin langsung oleh ketua Ade Saerang  dan Sekretaris komisi, Sony Lela yang mendengarkan keluhan dan berjanji akan memfasilitasi masalah tersebut supaya ada kejelasan nasib bagi para tenaga pendidik itu. 

Pewarta : Joyce Hestyawatie B
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024