Manado (ANTARA) - Komisi IV DPRD Kota Manado menerima aspirasi dari puluhan guru sekolah dasar di Kota Manado yang namanya hilang dari daftar penerima insentif, karena digantikan oleh orang lain yang baru saja bertugas.
"Mereka datang menyampaikan aspirasi karena merasa dirugikan sebab sudah mengabdi sebagai guru honorer lebih dari lima tahun bahkan ada yang hampir 20 tahun," kata sekretaris komisi IV, Sonny Lela di Manado.
Dia mengatakan kebanyakan tenaga pendidik yang mengadukan nasibnya itu sudah memenuhi hampir semua persyaratan yang ditetapkan sebagai guru meskipun dalam satu sebagai guru kontrak maupun honorer.
Hal senada disampaikan oleh personel komisi 4 DPRD Roni maka mata yang mengatakan menerima rincian keluhan dari para tenaga pendidik itu karena prihatin dengan nasib para guru yang belum ada kejelasan namun tetap mengabdi dengan sepenuh hati itu
"Para guru mengaku sekitar dua minggu lalu ketika memeriksa daftar penerima insentif dari pemerintah namanya masih ada namun beberapa hari yang lalu ketika mengecek kembali nama sudah hilang dan digantikan oleh orang lain," katanya.
Sebab itu dia mengatakan pihaknya akan memanggil semua yang berkepentingan dalam hal ini mulai dari dinas pendidikan hingga kepala sekolah agar bisa mengklarifikasi dan menjernihkan masalah itu sehingga tidak ada kerugian yang ditimbulkan kepada para guru.
Para guru membawa aspirasi ke DPRD Manado, diterima jajaran pimpinan dan anggota komisi IV yang dipimpin Ade Saerang dan Sonny Lela. (1)
Marhaine, seorang guru SD dari wilayah kecamatan Tuminting mengaku sudah mengabdi sekitar 15 tahun tetapi ketika mendapat penghargaan dari pemerintah dalam bentuk insentif nama mereka justru hilang dari daftar menjelang penerimaan dana insentif tersebut.
"Sudah 15 tahun saya mengabdi mulai dari tenaga guru kontrak honorer menjadi honorer daerah dan sudah beberapa kali mencoba mengikuti penerimaan CPNS lewat jalur tenaga honor khusus kedua tetapi pun tidak berhasil dan sekarang ketika ada kesempatan menerima penghargaan dalam bentuk dana insentif nama kami pun hilang dari daftar," katanya.
dia berharap kiranya pemerintah khususnya walikota mau memperhatikan hal tersebut sehingga apa yang menjadi hak mereka bisa dibayarkan sebab telah mengabdi lebih dari 5 tahun dan telah menghasilkan banyak putra-putri terbaik tetapi nasib mereka belum ada kejelasan.
Sebab itu katanya mereka membawa aspirasinya ke DPRD dan berharap bisa difasilitasi dengan pemerintah termasuk dalam hal ini dinas pendidikan sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan dan apa yang menjadi hak mereka bisa didapatkan.***
"Mereka datang menyampaikan aspirasi karena merasa dirugikan sebab sudah mengabdi sebagai guru honorer lebih dari lima tahun bahkan ada yang hampir 20 tahun," kata sekretaris komisi IV, Sonny Lela di Manado.
Dia mengatakan kebanyakan tenaga pendidik yang mengadukan nasibnya itu sudah memenuhi hampir semua persyaratan yang ditetapkan sebagai guru meskipun dalam satu sebagai guru kontrak maupun honorer.
Hal senada disampaikan oleh personel komisi 4 DPRD Roni maka mata yang mengatakan menerima rincian keluhan dari para tenaga pendidik itu karena prihatin dengan nasib para guru yang belum ada kejelasan namun tetap mengabdi dengan sepenuh hati itu
"Para guru mengaku sekitar dua minggu lalu ketika memeriksa daftar penerima insentif dari pemerintah namanya masih ada namun beberapa hari yang lalu ketika mengecek kembali nama sudah hilang dan digantikan oleh orang lain," katanya.
Sebab itu dia mengatakan pihaknya akan memanggil semua yang berkepentingan dalam hal ini mulai dari dinas pendidikan hingga kepala sekolah agar bisa mengklarifikasi dan menjernihkan masalah itu sehingga tidak ada kerugian yang ditimbulkan kepada para guru.
"Sudah 15 tahun saya mengabdi mulai dari tenaga guru kontrak honorer menjadi honorer daerah dan sudah beberapa kali mencoba mengikuti penerimaan CPNS lewat jalur tenaga honor khusus kedua tetapi pun tidak berhasil dan sekarang ketika ada kesempatan menerima penghargaan dalam bentuk dana insentif nama kami pun hilang dari daftar," katanya.
dia berharap kiranya pemerintah khususnya walikota mau memperhatikan hal tersebut sehingga apa yang menjadi hak mereka bisa dibayarkan sebab telah mengabdi lebih dari 5 tahun dan telah menghasilkan banyak putra-putri terbaik tetapi nasib mereka belum ada kejelasan.
Sebab itu katanya mereka membawa aspirasinya ke DPRD dan berharap bisa difasilitasi dengan pemerintah termasuk dalam hal ini dinas pendidikan sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan dan apa yang menjadi hak mereka bisa didapatkan.***