Tomohon, Sulut (ANTARA) - Wanita Katolik Republik Indonesia(WKRI) dan Dewan Pastoral Paroki Hati Kudus Yesus Tomohon melaksanakan acara buka puasa dengan Umat Muslim Masjid Agung Al-Mujahidin Tomohon, didahului doa berbuka oleh Imam Sutardi Abdul Karim.
Salah seorang Pimpinan Yayasan Al-Mujahidin . Suryadi Sawidin, S.Ag. mengatakan berterimah kasih atas upaya Umat Katolik yang telah datang dan bersama-sama menyelenggarakan buka puasa dengan Umat Muslim.
"Kami merasa terhormat dikunjungi oleh saudara-saudara Umat Katolik, semoga acara ini semakin mempererat tali silaturahim dan persaudaraan antarumat beragama," kata Suryadi.
Suasana buka puasa WKRI Tomohon dan Pimpinan Umat Katolik dengan Umat Muslim (1)
Ketua WKRI Paroki setempat Meiske Lasut Rampengan mengatakan pelaksanaan kegiatan ini merupakan kali kedua. Sebelumnya pada tahun 2016.
Acara ini, katanya merupakan salah satu program WKRI di bidang kemasyakatan, dengan bekerja sama lintas kelompok dan agama, dengan tujuan membangun persaudaraan yang sejati di kalangan umat beragama dan masyarakat Tomohon.
"Kami merasa terbantu karena Umat Muslim selalu ambil bagian dengan menjaga keamanan dalam perayaan-perayaan keagamaan Umat Kristiani di Tomohon," katanya.
Suasana buka puasa WKRI Tomohon dan Pimpinan Umat Katolik dengan Umat Muslim (1)
Kepala Seksi Bimas Katolik Kemenag Tomohon, Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd, mewakili Kepala Kantor mengatakan pemerintah sangat mengapresiasi dan mendorong kegiatan-kegiatan seperti ini.
Dua hal yang ditekankan Lastiko, yakni, pertama, dalam konteks keagamaan, acara ini dilaksanakan dalam rangka Bulan Puasa, Bulan Ramadhan, beriringan juga dengan sebelumnya tanggal 30 Mei dirayakan Hari Kenaikan Isa Almasih bagi Umat Kristiani yang merupakan akhir Masa Paskah.
"Aktivitas keagamaan menjadi kesempatan untuk membangun iman, sekaligus kesempatan membangun persaudaraan walaupun berbeda-beda", ungkapnya.
Konteks yang kedua, yakni, konteks nasional, di mana pada setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Suasana buka puasa WKRI Tomohon dan Pimpinan Umat Katolik dengan Umat Muslim (1)
Kebersamaan umat Muslim dan Katolik di Masjid Al-Mujahidin ini, merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila, yakni nilai Ketuhanan, kita mengabdi Allah dan Tuhan kita. Nilai kemanusiaan dimana kita saling berbagi, menghormati dan mengasihi. Nilai persatuan, kita walaupun berbeda tetap bersatu dan bersaudara.
"Harapan kami, kegiatan-kegiatan seperti ini akan berkelanjutan dengan bentuk yang sama ataupun bentuk yang lain", pungkas Lastiko.
Hadir pula para biarawan- biarawati Katolik diantaranya para bruder Tujuh Duka Cita (BTD) , dan para suster Jesus Maria dan Joseph (JMJ),
Salah seorang Pimpinan Yayasan Al-Mujahidin . Suryadi Sawidin, S.Ag. mengatakan berterimah kasih atas upaya Umat Katolik yang telah datang dan bersama-sama menyelenggarakan buka puasa dengan Umat Muslim.
"Kami merasa terhormat dikunjungi oleh saudara-saudara Umat Katolik, semoga acara ini semakin mempererat tali silaturahim dan persaudaraan antarumat beragama," kata Suryadi.
Ketua WKRI Paroki setempat Meiske Lasut Rampengan mengatakan pelaksanaan kegiatan ini merupakan kali kedua. Sebelumnya pada tahun 2016.
Acara ini, katanya merupakan salah satu program WKRI di bidang kemasyakatan, dengan bekerja sama lintas kelompok dan agama, dengan tujuan membangun persaudaraan yang sejati di kalangan umat beragama dan masyarakat Tomohon.
"Kami merasa terbantu karena Umat Muslim selalu ambil bagian dengan menjaga keamanan dalam perayaan-perayaan keagamaan Umat Kristiani di Tomohon," katanya.
Kepala Seksi Bimas Katolik Kemenag Tomohon, Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd, mewakili Kepala Kantor mengatakan pemerintah sangat mengapresiasi dan mendorong kegiatan-kegiatan seperti ini.
Dua hal yang ditekankan Lastiko, yakni, pertama, dalam konteks keagamaan, acara ini dilaksanakan dalam rangka Bulan Puasa, Bulan Ramadhan, beriringan juga dengan sebelumnya tanggal 30 Mei dirayakan Hari Kenaikan Isa Almasih bagi Umat Kristiani yang merupakan akhir Masa Paskah.
"Aktivitas keagamaan menjadi kesempatan untuk membangun iman, sekaligus kesempatan membangun persaudaraan walaupun berbeda-beda", ungkapnya.
Konteks yang kedua, yakni, konteks nasional, di mana pada setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Kebersamaan umat Muslim dan Katolik di Masjid Al-Mujahidin ini, merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila, yakni nilai Ketuhanan, kita mengabdi Allah dan Tuhan kita. Nilai kemanusiaan dimana kita saling berbagi, menghormati dan mengasihi. Nilai persatuan, kita walaupun berbeda tetap bersatu dan bersaudara.
"Harapan kami, kegiatan-kegiatan seperti ini akan berkelanjutan dengan bentuk yang sama ataupun bentuk yang lain", pungkas Lastiko.
Hadir pula para biarawan- biarawati Katolik diantaranya para bruder Tujuh Duka Cita (BTD) , dan para suster Jesus Maria dan Joseph (JMJ),