Minahasa Tenggara, (Antaranews Sulut) - Meski sudah menyandang sebagai status seorang pensiunan, namun pengabdian dari dokter Lily Mawati tidak berkurang untuk melayani masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara, khususnya di wilayah Ratahan raya.

     Dengan mendirikan rumah klinik Ploranis Aesculap, mantan kepala dinas kesehatan Minahasa Tenggara ini tetap mengabdikan diri bagi puluhan warga yang telah menyandang status penderita penyakit kronis seperti Diabetes dan Hipertensi.

     Membuka pelayanan di rumah pribadinya di Kelurahan Tosuraya Barat, Kecamatan Ratahan dokter Lily antusias memberikan pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan gula darah, dan tensi.

     Lily yang telah mengabdikan dirinya bersama suaminya dokter Eddy Kalengsang hampir 30 tahun di Minahasa Tenggara tersebut selain melakukan pemeriksaan, juga melaksanakan konseling dan senam khusus bagi para penderita Diabetes.

    “Kalau saya disini, sudah lebih dari dua tahun lamanya memeriksakan kesehatan. Waktu Ibu Lili masih kepala dinas kesehatan,” ungkap Naomi Rantung warga Lowu. 

     Hal yang sama senada diungkapkan Artje Antou yang turut memeriksakan kesehatannya di rumah yang terletak di kompleks Plaza Ratahan itu.

      “Saya juga sudah dua tahun lamanya memeriksakan kesehatan disini. Tentu kami sangat merasa beruntung dapat mengontrol kesehatan bahkan menjaga kesehatan kami. Hidup sehat tentu akan berdampak pada aktifitas kita sehari-hari dalam melayani keluarga tentunya. Dan kami sangat berterima kasih atas pelayanan dari ibu dokter selama ini,” ujarnya.

    Sementara, itu dokter Lily Mawati mengakui meski sudah pensiun tapi dirinya tetap berkomitmen untuk terus melakukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, karena merupakan panggilan dan tanggung jawab.

     “Ini memang sudah lama dilakukan. Dan saya rasa ini menjadi bagian dari pengabdian dan pelayanan saya kepada masyarakat di Minahasa Tenggara dengan berkat yang diberikan oleh Maha Kuasa,” ucap dokter kelahiran 6 Maret 1954 ini.

       Peraih Dokter Teladan Nasional tahun 1996 yang diserahkan Presiden Soeharto itu, pun mengenang pengabdiannya di beberapa daerah Minahasa Raya mulai dari Modoinding Minahasa Selatan, Kawangkoan Minahasa, Molompar Minahasa Tenggara. 

     “Saya ingat waktu dulu, warga memeriksakan kesehatannya dan memberikan ungkapan terima kasihnya dengan hasil pertaniannya. Ini menjadi salah satu pemicu semangat saya untuk lebih lagi memberikan diri mengabdi kepada masyarakat,” tandasnya perempuan yang aktif dalam kegiatan di Gereja Katolik Santo Lukas Ratahan ini.***4***

Pewarta : Arthur Ignasius Karinda

Copyright © ANTARA 2024