Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara, Diano Tino Tandaju, mengatakan peringatan Hari Keluarga Nasional atau Harganas adalah momentum mensinergikan gerak dan langkah keluarga mencegah stunting.
"Keluarga ikut mengambil peran penting bagaimana mempersiapkan generasi yang sehat dan mampu bersaing di masa depan," kata Tino di Tombatu Kabupaten Minahasa Tenggara, Kamis.
Tino dalam pembukaan Harganas ke-31 Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Minahasa Tenggara berharap Harganas mengingatkan kembali peran para pemangku kepentingan, tokoh-tokoh masyarakat termasuk keluarga dalam pembangunan keluarga.
Selain itu, meningkatkan kinerja pengelola dan petugas dalam mengoptimalkan program 'Bangga Kencana' serta mengingatkan kembali kepedulian keluarga Indonesia dalam pencegahan stunting.
"Tahun ini adalah tahun ketiga berturut-turut isu stunting diangkat sebagai tema Harganas," ujarnya.
Tino kembali mengingatkan, menurunkan angka prevalensi stunting membutuhkan kepedulian semua pemangku kepentingan, tidak hanya pemerintah.
"Dalam peringatan Harganas tingkat provinsi, kami juga menghadirkan pakar demografi sebagai narasumber yang akan mengupas terkait peluang dan tantangan demografi saat ini," ujarnya.
Tino menyebutkan provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut diperhadapkan dengan permasalahan masih cukup tingginya angka prevalensi stunting.
Sebagaimana data hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi stunting mencapai 21,3 persen atau meningkat sebesar 0,8 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 20,5 persen.
"Kami optimis bila semua pihak termasuk keluarga bersinergi, bergerak bersama maka angka penurunan stunting bisa ditekan," ujarnya.*
"Keluarga ikut mengambil peran penting bagaimana mempersiapkan generasi yang sehat dan mampu bersaing di masa depan," kata Tino di Tombatu Kabupaten Minahasa Tenggara, Kamis.
Tino dalam pembukaan Harganas ke-31 Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Minahasa Tenggara berharap Harganas mengingatkan kembali peran para pemangku kepentingan, tokoh-tokoh masyarakat termasuk keluarga dalam pembangunan keluarga.
Selain itu, meningkatkan kinerja pengelola dan petugas dalam mengoptimalkan program 'Bangga Kencana' serta mengingatkan kembali kepedulian keluarga Indonesia dalam pencegahan stunting.
"Tahun ini adalah tahun ketiga berturut-turut isu stunting diangkat sebagai tema Harganas," ujarnya.
Tino kembali mengingatkan, menurunkan angka prevalensi stunting membutuhkan kepedulian semua pemangku kepentingan, tidak hanya pemerintah.
"Dalam peringatan Harganas tingkat provinsi, kami juga menghadirkan pakar demografi sebagai narasumber yang akan mengupas terkait peluang dan tantangan demografi saat ini," ujarnya.
Tino menyebutkan provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut diperhadapkan dengan permasalahan masih cukup tingginya angka prevalensi stunting.
Sebagaimana data hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi stunting mencapai 21,3 persen atau meningkat sebesar 0,8 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 20,5 persen.
"Kami optimis bila semua pihak termasuk keluarga bersinergi, bergerak bersama maka angka penurunan stunting bisa ditekan," ujarnya.*