Manado, 27/2 (AntaraSulut) - Ketua perhimpunan bank perkreditan rakyat (Perbarindo) Sulawesi Utara dan Gorontalo Denny Senduk menilai suku bunga bank umum yang dikenakan kepada BPR melalui linkage program, masih terlalu tinggi.

"Suku bunga linkage program berkisar 12 persen, ini masih tinggi , sebab akhirnya BPR memberikan bunga kredit ke masyarakat juga akan makin tinggi," kata Denny, di Manado, Jumat.

Denny mengatakan jika bank umum memberikan suku bunga yang tinggi pada BPR, otomatis BPR akan menjual dengan bunga lebih tinggi ke masyarakat maupun pelaku usaha.

"Yang kami keluhkan saat ini mengenai bunga yang diberikan oleh bank umum ke BPR yang cukup tinggi, seperti saat ini 12 persen," jelasnya.

Dengan tingginya bunga yang diberikan, katanya, tak heran BPR menyalurkannya ke nasabah menjadi 15 persen bahkan ada yang lebih tinggi lagi.

Seharusnya pemberian kredit ke BPR bunga harus jauh lebih rendah, sebab BPR merupakan lembaga keuangan resmi yang terdapat di aturan Bank Indonesia (BI) dan perpanjangan tangan hingga desa-desa agar masyarakat menjangkau perbankan.

Oleh karena itu, katanya, kondisi saat ini dirinya berharap ada perbaikan dari pemerintah, karena menurutnya di BPR selain berbisnis juga mengemban misi untuk mengentaskan kemiskinan.

Apalagi saat ini BPR di seluruh Indonesia berjumlah 1654. Oleh karena itu diharapkan mendapat perhatian. "Termasuk untuk jaminan asuransi kredit, diharapkan BPR dapat diakomodir," katanya.

Hingga Desember 2014, penyaluran kredit BPR Sulut mencapai Rp672,39 miliar sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp765,88 miliar. Namun kredit bermasalah BPR Sulut mencapai 8,82 persen.***3***




Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024