Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara, Diano T Tandaju menyatakan untuk menurunkan angka stunting perlu keterlibatan dan hasil kerja keras semua pokja mencapai target yang telah ditentukan. 

"Kami memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada semua pokja yang terlibat dan sudah bekerja keras untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, serta menyukseskan program percepatan penurunan stunting baik dari provinsi maupun dari kabupaten/kota," kata Diano di Manado, Kamis.

Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut menggelar acara 'Evaluasi Program Bangga Kencana dan Program Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023'.

"Dari kegiatan yang dilaksanakan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan permasalahan serta upaya penyelesaian masalah untuk pelaksanaan program Bangga Kencana dan program percepatan penurunan stunting di tahun 2024," ujarnya.

Khusus angka stunting di Sulawesi Utara, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensinya mencapai 20,5 persen dan angka tersebut akan diturunkan menjadi di bawah 14 persen pada tahun 2024.

Kabupaten dengan angka prevalensi stunting tertinggi adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yaitu sebesar 30 persen, sementara terendah yaitu Kota Tomohon sebesar 13,7 persen.

"Kami berharap dari evaluasi ini dapat digunakan sebagai bahan strategi dan rencana aksi dalam rangka akselerasi capaian sasaran Program Bangga Kencana dan program percepatan penurunan stunting," katanya menambahkan.

Menurut Diano, pekerjaan BKKBN Sulut tidak hanya sekadar menurunkan Total Fertility Rate (TFR) atau kebutuhan ber-KB tidak terpenuhi (Unmet need), namun lebih dari itu berupaya untuk tidak ada lagi anak-anak stunting di Indonesia pada umumnya dan di Provinsi Sulut khususnya.

"Untuk itu program percepatan penurunan stunting agar terus di upayakan dengan kerja keras, terutama tim yang ada di kabupaten/kota," ujarnya.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024