Manado (ANTARA) - Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Utara terus memacu penyelesaian fasilitas pendukung hunian tetap (huntap) yang akan ditempati warga korban abrasi pesisir pantai Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan.
"Pembangunan rumah dan penyediaan air bersih dilakukan oleh instansi lain, kami menyiapkan penataan kawasan, jalan paving, drainase, ruang terbuka yang nyaman, landscape, balai desa," kata PPK Pengembangan Kawasan Permukiman, BPPW Sulut, Billy Legi di Manado, Rabu.
Dia mengatakan, kontrak pengerjaan fasilitas pendukung di kawasan huntap Amurang tersebut dilaksanakan hingga 31 Desember 2023.
"Kita akan percepat pengerjaan, mudah-mudahan pada 1 Desember 2023 warga yang direlokasi akan masuk ke hunian yang telah disediakan," ujarnya.
Dia menyebutkan, BPPW Sulut mengalokasikan anggaran sebesar Rp11 miliar untuk membangun fasilitas pendukung di areal pembangunan huntap.
"Pengerjaan sudah lebih dari 75 persen. Kita akan terus memacu pengerjaan. Di sana juga PLN sudah masuk, dan kami juga akan membangun solar cell," ujarnya.
Billy mengatakan, tidak ada kendala berarti selama pengerjaan proyek tersebut, sinkronisasi dengan pihak terkait berjalan baik.
"Memang untuk pengerjaan kita menunggu pembangunan perumahan selesai. Begitupun dengan tanah hibah yang memang berproses di BPN untuk batas-batasnya. Kita berhati-hati jangan sampai mengerjakan sudah di luar batas yang ada," ujarnya.
Dia berharap, pembangunan kawasan permukiman di wilayah ini akan memberikan rasa nyaman, tidak sekadar dibangun, tapi memiliki kwalitas tersendiri dengan warna sebuah kawasan permukiman yang memadai.
"Ada juga area bermain anak-anak, lapangan olahraga serta amphiteater," ujarnya.
Pada tengah Juni 2022, abrasi menerjang pesisir pantai Amurang dan menenggelamkan sejumlah rumah, jalan serta fasilitas pariwisata yang dibangun.
Ratusan warga akhirnya mengungsi ke beberapa tempat, kemudian menempati hunian sementara sambil menunggu pembangunan hunian tetap.
"Pembangunan rumah dan penyediaan air bersih dilakukan oleh instansi lain, kami menyiapkan penataan kawasan, jalan paving, drainase, ruang terbuka yang nyaman, landscape, balai desa," kata PPK Pengembangan Kawasan Permukiman, BPPW Sulut, Billy Legi di Manado, Rabu.
Dia mengatakan, kontrak pengerjaan fasilitas pendukung di kawasan huntap Amurang tersebut dilaksanakan hingga 31 Desember 2023.
"Kita akan percepat pengerjaan, mudah-mudahan pada 1 Desember 2023 warga yang direlokasi akan masuk ke hunian yang telah disediakan," ujarnya.
Dia menyebutkan, BPPW Sulut mengalokasikan anggaran sebesar Rp11 miliar untuk membangun fasilitas pendukung di areal pembangunan huntap.
"Pengerjaan sudah lebih dari 75 persen. Kita akan terus memacu pengerjaan. Di sana juga PLN sudah masuk, dan kami juga akan membangun solar cell," ujarnya.
Billy mengatakan, tidak ada kendala berarti selama pengerjaan proyek tersebut, sinkronisasi dengan pihak terkait berjalan baik.
"Memang untuk pengerjaan kita menunggu pembangunan perumahan selesai. Begitupun dengan tanah hibah yang memang berproses di BPN untuk batas-batasnya. Kita berhati-hati jangan sampai mengerjakan sudah di luar batas yang ada," ujarnya.
Dia berharap, pembangunan kawasan permukiman di wilayah ini akan memberikan rasa nyaman, tidak sekadar dibangun, tapi memiliki kwalitas tersendiri dengan warna sebuah kawasan permukiman yang memadai.
"Ada juga area bermain anak-anak, lapangan olahraga serta amphiteater," ujarnya.
Pada tengah Juni 2022, abrasi menerjang pesisir pantai Amurang dan menenggelamkan sejumlah rumah, jalan serta fasilitas pariwisata yang dibangun.
Ratusan warga akhirnya mengungsi ke beberapa tempat, kemudian menempati hunian sementara sambil menunggu pembangunan hunian tetap.