Manado (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tahuna, Sulawesi Utara, memberikan perhatian serius bagi kreativitas dan pendidikan warga binaan pemasyarakatan di tempat itu.

Kepala Lapas Tahuna Suharno, di Manado, Rabu, mengatakan, telah membuat aplikasi dalam peningkatan kreativitas dan edukasi warga binaan Lapas Tahuna.

"Aplikasi ini dikelola secara berbasis teknologi," katanya.

Menurut Suharno, kegiatan yang dilakukan antara lain berantas buta huruf tuntaskan kejar paket A, B dan C.

Bagi warga binaan yang belum bisa membaca dan menulis, melalui kegiatan ini diharapkan setelah keluar dari Lapas Tahuna dijamin bisa membaca dan menulis.

Sementara warga binaan yang belum mempunyai atau mendapatkan ijazah SD, SMP dan SMA , Lapas Tahuna siap mengakomodir bagi warga binaan agar memperoleh atau mengikuti pendidikan yang setara SD, SMP dan SMA dan tidak dipungut biaya apapun atau gratis.

Tahun ini menargetkan sepuluh orang yang dibebaskan dari buta huruf, atau bisa membaca dan menulis.

Untuk kejar paket A, B dan C menargetkan sebanyak 41 warga binaan atau bekas warga binaan.

Jika ada bekas warga binaan yang sudah bebas dan telah mengikuti proses pembelajaran kejar paket A, B dan C, bisa diundang kembali mengikuti ujian di lembaga pemasyarakatan.

"Bila bersangkutan tidak memiliki anggaran, mereka akan dibantu untuk biaya transpor dari Lapas Tahuna. Dengan harapan jangan sampai mereka tidak bisa mengikuti ujian dan tidak mendapatkan ijazah," katanya.

Dia mengatakan, pemberian pendidikan kepada warga binaan merupakan salah satu program unggulan untuk mencerdaskan masyarakat Sangihe dan sekitarnya yang sementara ini menjalani pidana di Lapas Tahuna.

Dalam pelaksanaan kegiatan berantas buta huruf, tuntas kejar Paket A, B dan C kita, Lapas Tahuna melakukan kerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pioner Kepulauan Sangihe.

Pewarta : Jorie MR Darondo
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024