Manado (ANTARA) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) peduli korban banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), (27/1) Jumat lalu.
"Pasca banjir dan tanah longsor yang terjadi di Manado membuat warga yang terdampak banyak yang kehilangan bahkan alami kerusakan barang yang mereka miliki," kata Ketua KNPI Kota Manado Natanael Pepah, di Manado, Minggu.
Natanael mengatakan pihaknya memberikan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat yang terdampak banjir Manado saat ini.
”Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian dan rasa empati kami dari generasi muda bagi warga terdampak bencana” ujar Natanael Pepah, yang juga sebagai Ketua DPD Hipmi Sulut ini.
Dia menjelaskan bantuan yang diberikan berupa beras, Mie Instan bagi warga terdampak di sejumlah wilayah Kelurahan di Kota Manado.
"Kami berharap bantuan ini dapat membantu meringankan beban yang dialami warga Kota Manado yang sedang mengalami bencana,” katanya.
Ia menyatakan turut berbelasungkawa atas korban jiwa pada bencana alam tersebut, dan menegaskan KNPI Kota Manado akan mendukung dan terus bersama-sama membantu pemerintah Kota Manado mengatasi dampak bencana alam ini.
Masyarakat yang menerima bantuan dari KNPI ini merasa sangat terbantu, untuk melanjutkan hidup setelah hampir semua milik mereka rusak akibat banjir.
“Puji Tuhan dan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh ketua KNPI Kota Manado, kami hanya bisa mendoakan agar terus diberikan kekuatan dan kesehatan sebagai generasi muda di Kota Manado," kata Meidy R, warga Kota Manado yang menerima bantuan.
Data BNPB menyebutkan bencana banjir di Kota Manado yang terjadi pada Jumat (27/1) itu dilaporkan telah merendam kurang lebih 400 rumah di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan. Banjir dengan tinggi muka air yang berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa.
Sementara itu peristiwa tanah longsor telah berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan. Petaka tersebut juga menelan empat korban jiwa, satu luka berat dan dua lainnya luka ringan. Rumah rusak ada sebanyak 53 unit termasuk 1 tempat ibadah.
Di samping itu, banjir dan longsor juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik. Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa.
"Pasca banjir dan tanah longsor yang terjadi di Manado membuat warga yang terdampak banyak yang kehilangan bahkan alami kerusakan barang yang mereka miliki," kata Ketua KNPI Kota Manado Natanael Pepah, di Manado, Minggu.
Natanael mengatakan pihaknya memberikan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat yang terdampak banjir Manado saat ini.
”Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian dan rasa empati kami dari generasi muda bagi warga terdampak bencana” ujar Natanael Pepah, yang juga sebagai Ketua DPD Hipmi Sulut ini.
Dia menjelaskan bantuan yang diberikan berupa beras, Mie Instan bagi warga terdampak di sejumlah wilayah Kelurahan di Kota Manado.
"Kami berharap bantuan ini dapat membantu meringankan beban yang dialami warga Kota Manado yang sedang mengalami bencana,” katanya.
Ia menyatakan turut berbelasungkawa atas korban jiwa pada bencana alam tersebut, dan menegaskan KNPI Kota Manado akan mendukung dan terus bersama-sama membantu pemerintah Kota Manado mengatasi dampak bencana alam ini.
Masyarakat yang menerima bantuan dari KNPI ini merasa sangat terbantu, untuk melanjutkan hidup setelah hampir semua milik mereka rusak akibat banjir.
“Puji Tuhan dan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh ketua KNPI Kota Manado, kami hanya bisa mendoakan agar terus diberikan kekuatan dan kesehatan sebagai generasi muda di Kota Manado," kata Meidy R, warga Kota Manado yang menerima bantuan.
Data BNPB menyebutkan bencana banjir di Kota Manado yang terjadi pada Jumat (27/1) itu dilaporkan telah merendam kurang lebih 400 rumah di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan. Banjir dengan tinggi muka air yang berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa.
Sementara itu peristiwa tanah longsor telah berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan. Petaka tersebut juga menelan empat korban jiwa, satu luka berat dan dua lainnya luka ringan. Rumah rusak ada sebanyak 53 unit termasuk 1 tempat ibadah.
Di samping itu, banjir dan longsor juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik. Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa.