Minahasa Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut) berharap 'Program Kolaborasi Olah Sampah Likupang' berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.
"Program ini bukan hanya sebatas program penanganan sampah semata, tapi memberikan dampak bagi aspek-aspek lainnya," sebut Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara, Novly G Wowiling di Likupang, Kamis.
Program ini menurut dia hendaknya memberikan nilai tambah pada masyarakat dan lingkungan dengan prinsip terintegrasi, terarah, terukur dampaknya dan akuntabel.
"Terpenting adalah dampaknya bagi pembinaan masyarakat lokal untuk terbangunnya kelestarian lingkungan pantai dan usaha mikro, kecil masyarakat," harapnya.
Pejabat Kementerian BUMN, Teddy Poernama berharap Program Kolaborasi Olah Sampah Likupang' mendapat dukungan penuh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara agar bisa berjalan efektif.
Dia menyebutkan, transformasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dicanangkan Mentari BUMN, Erick Thohir mencakup beberapa hal.
"Harapan pak Sekda agar memiliki dampak keberlanjutan terutama harus ada penguatan tata kelola. Mungkin di pariwisata penguatan tata kelola itu adalah BUMDes itu sendiri," sebut Teddy.
Kedua adalah penguatan digitalisasi, ketiga keterlibatan karyawan BUMN mendukung program-program TJSL, keempat kolaborasi, kolaborasi antara BUMN dengan pemerintah kabupaten, masyarakat dan akademisi.
"Pengalaman-pengalaman di destinasi pariwisata lainnya seperti Bajo dan Mandalika, tanpa ada dukungan masyarakat program program ini menjadi sia-sia. Kami berharap program ini bisa berkelanjutan," katanya menambahkan.
'Program Kolaborasi TJSL Likupang' didukung sebanyak 30 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sebagai PIC dan PT Wijaya Karya (Persero) sebagai Co-PIC.
Di tahun ini, program yang dilakukan adalah pemberian bantuan fisik dan infrastruktur yang mencakup pembangunan rumah TJSL BUMN untuk ruang bersama antara masyarakat, pemerintah desa, BUMDes sebagai pengelola bank sampah serta pihak terkait lainnya untuk mengembangkan area wisata wilayah Likupang.
Selanjutnya, hibah motor pengangkut sampah untuk mendukung kegiatan TPS 3R yang sudah ada, sumbangan tempat sampah pilah sebanyak 50 unit serta pembangunan spot instagramable di pantai Likupang.
Sementara di tahun 2023 mendatang, akan dilakukan program pendampingan dan pelatihan kemasyarakatan melalui melanjutkan program kolaborasi yang sudah dilaksanakan tahun ini dengan pemberdayaan masyarakat dan melengkapi peralatan pengelolaan sampah yang sudah ada sebelumnya.
"Program ini bukan hanya sebatas program penanganan sampah semata, tapi memberikan dampak bagi aspek-aspek lainnya," sebut Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara, Novly G Wowiling di Likupang, Kamis.
Program ini menurut dia hendaknya memberikan nilai tambah pada masyarakat dan lingkungan dengan prinsip terintegrasi, terarah, terukur dampaknya dan akuntabel.
"Terpenting adalah dampaknya bagi pembinaan masyarakat lokal untuk terbangunnya kelestarian lingkungan pantai dan usaha mikro, kecil masyarakat," harapnya.
Pejabat Kementerian BUMN, Teddy Poernama berharap Program Kolaborasi Olah Sampah Likupang' mendapat dukungan penuh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara agar bisa berjalan efektif.
Dia menyebutkan, transformasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dicanangkan Mentari BUMN, Erick Thohir mencakup beberapa hal.
"Harapan pak Sekda agar memiliki dampak keberlanjutan terutama harus ada penguatan tata kelola. Mungkin di pariwisata penguatan tata kelola itu adalah BUMDes itu sendiri," sebut Teddy.
Kedua adalah penguatan digitalisasi, ketiga keterlibatan karyawan BUMN mendukung program-program TJSL, keempat kolaborasi, kolaborasi antara BUMN dengan pemerintah kabupaten, masyarakat dan akademisi.
"Pengalaman-pengalaman di destinasi pariwisata lainnya seperti Bajo dan Mandalika, tanpa ada dukungan masyarakat program program ini menjadi sia-sia. Kami berharap program ini bisa berkelanjutan," katanya menambahkan.
'Program Kolaborasi TJSL Likupang' didukung sebanyak 30 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sebagai PIC dan PT Wijaya Karya (Persero) sebagai Co-PIC.
Di tahun ini, program yang dilakukan adalah pemberian bantuan fisik dan infrastruktur yang mencakup pembangunan rumah TJSL BUMN untuk ruang bersama antara masyarakat, pemerintah desa, BUMDes sebagai pengelola bank sampah serta pihak terkait lainnya untuk mengembangkan area wisata wilayah Likupang.
Selanjutnya, hibah motor pengangkut sampah untuk mendukung kegiatan TPS 3R yang sudah ada, sumbangan tempat sampah pilah sebanyak 50 unit serta pembangunan spot instagramable di pantai Likupang.
Sementara di tahun 2023 mendatang, akan dilakukan program pendampingan dan pelatihan kemasyarakatan melalui melanjutkan program kolaborasi yang sudah dilaksanakan tahun ini dengan pemberdayaan masyarakat dan melengkapi peralatan pengelolaan sampah yang sudah ada sebelumnya.