Surabaya (ANTARA) - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jatim sepanjang triwulan I/2022 sebesar 5,2 persen yang ditunjukkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi sinyal positif untuk terus mendorong industri.

"Sebab, saat ini kapasitas produksi yang terpakai saat ini rata-rata masih sekitar 80 persen. Selain itu, pariwisata juga harus dimaksimalkan, agar bisa menjadi triger atau memantik peningkatan sektor lain seperti hotel dan restoran serta UMKM," kata Adik, dikonfirmasi di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan, berangsur normalnya aktifitas ekonomi saat ini akan memberikan harapan besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, hal ini juga ditunjukkan tingginya pertumbuhan ekonomi selama Januari-Maret 2022.

"Ini menjadi sinyal baik bersama bahwa pandemi sudah terlewati, sehingga harus dipacu semua sektor dalam lini kehidupan masyarakat, mulai dari ekonomi hingga pendidikan. Ujung-ujungnya tingkat kesejahteraan masyarakat akan naik," kata pengusaha asal Kota Batu tersebut.

Adik mengatakan, dorongan perlu dilakukan karena peningkatan di sejumlah sektor industri sepanjang triwulan I/2022 masih belum maksimal, khususnya industri pengolahan, manufaktur dan perdagangan.

"Untuk industri pariwisata sudah mulai bergeliat. Ini terlihat dari ramainya hampir seluruh destinasi wisata selama libur lebaran Idul Fitri kemarin.," katanya.

Hanya saja, kata dia, agar target pertumbuhan ekonomi Jatim mampu menembus 5 persen hingga 5,8 persen di tahun 2022 tercapai, perlu menjaga laju inflasi yang pada bulan April 2022 cukup tinggi, hal ini karena kenaikan harga berbagai komoditas dan jasa yang cukup tinggi.

"Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan sangat tinggi di antaranya adalah BBM, minyak goreng, telur ayam ras dan daging ayam ras," katanya.

Kenaikan ini, kata dia, dipicu oleh banyak faktor, di antaranya momen lebaran dan juga kebijakan atau kondisi politik luar negeri, serta kondisi Ukraina-Rusia yang masih belum bisa diprediksi kapan membaik.

Akibatnya, pada April 2022 Jatim mengalami inflasi sebesar 1,05 persen dengan angka inflasi kumulatif sebesar 2,8 persen. Padahal, Pemprov Jatim menargetkan inflasi di tahun 2022 sebesar 3 persen plus minus 1 persen.

"Kalau inflasi tidak bisa dijaga dan melaju hingga lebih dari 4 persen, akan mengganggu target pertumbuhan ekonomi Jatim di tahun 2022," katanya.

Selain memacu produksi, untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi agar sesuai target, kata dia, yaitu dengan memperkuat kolaborasi dan koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional.

"Meminimalisir dampak kebijakan global juga perlu dilakukan, agar tidak terjadi kenaikan harga komoditas dunia terhadap inflasi dan daya beli masyarakat, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dengan memperkuat koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi," katanya.

Sebelumnya, BPS mencatat kinerja perekonomian di Jatim mengalami pertumbuhan sebesar 5,20 persen pada kuartal I/2022, dibandingkan periode yang sama tahun 2021 atau year on year (yoy).

Pertumbuhan itu didominasi dari sektor industri sebesar 2,13 persen, disusul perdagangan 1,24 persen, konstruksi 0,36 persen, Infokom 0,45 persen dan lainnya 1,03 persen.

Baca juga: Polda resmi tangkap Ketua Kadin Kalbar

Baca juga: Kadin harap G20 mampu angkat produk UKM masuk pasar ekspor

Pewarta : A Malik Ibrahim
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024