Manado (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut) mendorong ekspor komoditas vanili guna memenuhi permintaan dari dari berbagai negara.
"Saat ini permintaan komoditas vanili dari beberapa negara mulai terjadi, peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor asal Sulut," kata Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulut Darwin Muksin, di Manado, Selasa.
Apalagi, kata Darwin saat ini sudah banyak petani di Sulut yang mulai menanam jenis tanaman vanili planifolia tersebut.
Dia mengatakan belum lama ini Sulut mengekspor vanili ke Kaledonia Baru pada bulan Februari 2022. Vanili yang diekspor ke Kaledonia Baru sebanyak 50 kilogram dengan sumbangan devisa sebesar 8.550 dolar Amerika Serikat (AS).
Darwin mengatakan jika dinilai dari volume memang masih sangat kecil, namun pihaknya bersyukur karena ada ketambahan negara tujuan ekspor baru di Sulut.
"Pemerintah akan terus berupaya mencarikan pasar baru untuk produk ekspor di Sulut, sehingga semakin merambah di seluruh dunia," kata Darwin.
Vanili, katanya, memang memiliki harga jual yang tinggi yakni sebesar Rp1,2 juta per kilogram, namun produksi di Sulut masih sedikit.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, agar meningkatkan produksi vanili, karena sudah mulai dilirik pasar internasional," jelasnya.
Disperindag, katanya, siap mempromosikan semua komoditas unggulan Sulut baik skala nasional maupun internasional, agar permintaan komoditas Sulut semakin tinggi, dan memberikan imbas pada penerimaan devisa negara.
Kaledonia Baru adalah sebuah wilayah yang berstatus jajahan sui generis Prancis. Wilayah ini terletak di sub-benua Melanesia di Samudra Pasifik sebelah barat daya. Negara kepulauan ini telah dikuasai Prancis selain Polinesia Prancis, ibu kotanya ialah Noumea.
"Saat ini permintaan komoditas vanili dari beberapa negara mulai terjadi, peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor asal Sulut," kata Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulut Darwin Muksin, di Manado, Selasa.
Apalagi, kata Darwin saat ini sudah banyak petani di Sulut yang mulai menanam jenis tanaman vanili planifolia tersebut.
Dia mengatakan belum lama ini Sulut mengekspor vanili ke Kaledonia Baru pada bulan Februari 2022. Vanili yang diekspor ke Kaledonia Baru sebanyak 50 kilogram dengan sumbangan devisa sebesar 8.550 dolar Amerika Serikat (AS).
Darwin mengatakan jika dinilai dari volume memang masih sangat kecil, namun pihaknya bersyukur karena ada ketambahan negara tujuan ekspor baru di Sulut.
"Pemerintah akan terus berupaya mencarikan pasar baru untuk produk ekspor di Sulut, sehingga semakin merambah di seluruh dunia," kata Darwin.
Vanili, katanya, memang memiliki harga jual yang tinggi yakni sebesar Rp1,2 juta per kilogram, namun produksi di Sulut masih sedikit.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, agar meningkatkan produksi vanili, karena sudah mulai dilirik pasar internasional," jelasnya.
Disperindag, katanya, siap mempromosikan semua komoditas unggulan Sulut baik skala nasional maupun internasional, agar permintaan komoditas Sulut semakin tinggi, dan memberikan imbas pada penerimaan devisa negara.
Kaledonia Baru adalah sebuah wilayah yang berstatus jajahan sui generis Prancis. Wilayah ini terletak di sub-benua Melanesia di Samudra Pasifik sebelah barat daya. Negara kepulauan ini telah dikuasai Prancis selain Polinesia Prancis, ibu kotanya ialah Noumea.