Talaud, (ANTARA) - Pembeli Filipina siap menampung serat abaka yang dihasilkan petani Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, bila petani di daerah tersebut sudah mampu berproduksi maksimal.

"Ada pembeli Filipina yang sudah menyatakan kesiapannya menampung hasil produksi serat pisang abaka dalam jumlah besar," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud, Alexander Tampoli di Rainis, Talaud, Minggu.

Alexander mengatakan kesiapan pembeli Talaud membeli serat abaka Talaud, karena mereka percaya dengan kualitas yang dihasilkan di daerah ini adalah yang terbaik.

Kualitas pisang abaka Talaud memiliki kualitas yang baik, karena kondisi iklim dan tanah Talaud sangat cocok untuk penanaman komoditas tersebut.

Sekretaris Dinas Kehutanan dan Energi, Denny Lalegit, mengatakan, selain pembeli Filipina, serat pisang abaka Talaud, kata Alexander sangat diminati PT Leces( Persero), salah satu badan usaha milik negara yang bergerak di bidang perkertasan, demikian juga PT Berdikari siap menampung hasil produksi petani Talaud.

Pengembangan pisang abaka di Kabupaten Kepulauan Talaud, mulai menarik perhatian secara nasional menyusul keikutsertaan Bank Indonesia(BI) Provinsi Sulut membantu mulai budidaya benih, bantuan peralatan hingga pemberdayaan petani agar mampu menghasilkan produksi secara maksimal.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulut, Suhaedi mengatakan, pihaknya tertarik mengembangkan pisang abaka, menyusul potensi komoditas tersebut yang cukup besar di pasar nasional maupun pasar dunia.

"Kebutuhan pasar dunia sebanyak cukup besar, tidak mampu dipenuhi dari hasil produksi negara penghasil serat abaka seperti Filipina dan Ekuador, karena itu potensi bagi Talaud untuk mengembangkan tanaman tersebut," kata Suhaedi.

Dengan potensi pasar yang besar tersebut, kata Suhaedi maka peluang bagi petani meningkatkan kesejahteraannya jika mampu mengembangkan penanaman pisang abaka secara besar-besaran.

Pewarta : Guido Merung
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024