Manado (ANTARA) - Daya beli petani di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami peningkatan di tengah pandemi COVID-19.

"Hal tersebut tercermin pada nilai tukar petani (NTP) di Sulut pada bulan Maret naik 0,64 persen menjadi 102,27 dibandingkan dengan data pada bulan Februari yang masih 101,62," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Asim Saputra di Manado, Jumat.

Asim mengatakan kenaikan indeks yang diterima petani lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani menyebabkan NTP menunjukkan perbaikan.

Perubahan NTP selama tahun kalender 2021 sudah menunjukkan kenaikan 0,15 persen, sedangkan YoY naik sebesar 3,46 persen.

Nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP), kata dia, juga naik lebih tinggi dibandingkan NTP, yakni sebesar 1,45 persen, dari nilai 102,62 pada bulan Februari menjadi 104,12 pada bulan Maret.

Ia menjelaskan bahwa NTP tanaman pangan (NTPP) pada bulan Maret turun 1,18 persen menjadi 102,33 dibanding bulan sebelumnya yang masih 103,56.

Penurunan NTPP dari dua sisi, menurut dia, selain karena indeks harga yang diterima oleh petani mengalami penurunan 0,33 persen, juga indeks harga yang dibayar oleh petani mengalami kenaikan 0,86 persen.

Selain NTP, lanjut dia, nilai tukar usaha rumah tangga petani (NTUP) di subsektor ini juga mengalami penurunan.

NTUP turun 0,36 persen, dari 104,30 pada bulan Februari menjadi 103,92 pada bulan Maret.

NTP hortikultura (NTPH) pada bulan Maret turun cukup tinggi mencapai 2,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 105,58 pada bulan Februari menjadi 102,68 pada bulan Maret.

Penurunan NTP di subsektor ini berasal dari penurunan indeks sayur-sayuran yang mencapai 2,90 persen. Sementara itu, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) turun 2,21 persen, dari 106,50 pada bulan Februari menjadi 104,15 pada bulan Maret.

Pada bulan Maret, NTP di subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) menunjukkan perbaikan, mengalami kenaikan cukup tinggi hingga mencapai 2,44 persen, pada bulan Februari 99,82 menjadi 102,26 pada bulan Maret.

Menurut dia, membaiknya nilai NTP ini, diikuti pula dengan kenaikan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) yang lebih tinggi, sebesar 3,40 persen, dari 100,88 pada bulan Februari menjadi 104,30 pada bulan Maret.

NTP di subsektor Peternakan (NTPT) naik 0,97 persen dibanding bulan sebelumnya, dari nilai 99,09 pada bulan Februari menjadi 100,05 pada bulan Maret. Begitu pula dengan NTUP yang mengalami kenaikan yang lebih tinggi, sebesar 1,36 persen dibanding data pada bulan sebelumnya, dari 98,88 pada bulan Februari menjadi 100,23 pada bulan Maret.

Nilai tukar nelayan dan pembudidayaan ikan di subsektor perikanan (NTNP) turun 0,55 persen dari 104,91 pada bulan Februari menjadi 104,33 pada bulan Maret. Sebaliknya, pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen, dari 108,40 pada bulan Februari menjadi 108,50 pada bulan Maret.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024