Manado (ANTARA) - Menindaklanjuti deklarasi pariwisata adaptasi kebiasaan baru, dinas pariwisata Manado, membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). 

"Pembentukan Pokdarwis itu disupport Oleh Kemenparekraf, dan lansung diberikan pelatihan Pulau di Bunaken," kata Wali Kota Manado, Vicky Lumentut, di Manado. 

Dia mengatakan, pembentukan Pokdarwis tersebut dilakukan oleh dinas pariwisata Manado, sebagai tindaklanjut dari adaptasi kebiasaan baru  pariwisata dan dianggap sebagai kebangkitan kembali industri tersebut setelah sempat redup karena hantaman COVID-19. 

Dia mengingatkan dengan adanya Pokdarwis itu, menunjukan peran serta masyarakat untuk terlibat langsung dalam menghidupkan kembali pariwisata di Manado.  pelantikan dan pelatihan pokdarwis Manado (1)
"Keterlibatan masyarakat dalam kebangkitan kembali pariwisata penting untuk peningkatan kualitas dan pengembangan industri tersebut di Kota Manado," katanya. 

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Manado, Lenda Pelealu, mengatakan, kehadiran Pokdarwis sangat penting untuk untuk membangun dan menumbuhkan sikap dan dukungan positif masyarakat sebagai tuan rumah melalui perwujudan nilai - nilai sapta pesona, bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerah. 

"Ingat pariwisata adalah kenangan, maka kita wajib menjaga dan merawatnya secara bersama, mulai dari sikap yang ramah serta menjaga kebersihan di lokasi wisata, sehingga kesan baik akan selalu diingat dan mereka akan bercerita tentang keindahan dan keramahan kita di Kota Manado ini, lebih khusus lagi di Bunaken Kepulauan," katanya. 

Sementara pihak Kemenparekraf melalui pesannya melalui Lenda mengatakan, terkait adaptasi kebiasaan baru, menjadi angin segar bagi masyarakat yang menggantungkan penghasilan dari pariwisata.  pelantikan dan pelatihan pokdarwis Manado (1)
Di tengah pandemi saat ini, katanya, Kemenparekraf aktif menyuarakan program Cleanliness, Health and Safety (CHS) yang masuk dalam bagian adaptasi kebiasaan baru. 

Dengan adanya program tersebut katanya, sangat diharapkan agar sektor perekonomian di sektor pariwisata dapat pulih. CHS tentu patut menjadi bahan edukasi dan sosialisasi agar para wisatawan dapat tetap mematuhi protokol kesehatan.***




 

Pewarta : Joyce Hestyawatie B

Copyright © ANTARA 2024